Senin, 13 Februari 2012

Hama Gudang


Pendahuluan

Kebijakan penyimpanan suatu komoditi tertentu digudang mempunyai beberapa tujuan diantaranya untuk cadangan / stok nasional jika terjadi musibah / bencana seperti gempa bumi dan banjir baik yang terjadi secara local maupun nasional dan sebagai penstabil harga dipasar (Dadang 2006).
          Kegiatan penyimapanan menurut Sidik (1997) paling banyak mengakibatkan kerusakan yang nyata pada beberapa  komoditas simpanan. Menurut data yang disajikan oleh Food agricultur Organization (FAO) tahun 1947 kehilangan hasil yang  diakibaatkan oleh adanya infestasi serangga pada biji-bijian dan seral lainnya mencapai 8% di tempat penyimpanan, dan dapat mencapai 10% apabila infesttasi serangga telah diawali dari apang. Pada tahun 1998 dilaporkan bahwa kehilangan hasil pasca panen pada sereal dan kacang-kacangan  berkisar antara 10%-15% dan dapat mencapai 50% di beberapa negara Afrika dan Amerika Latin, sedangkan di Asia kehilangan hasil beras akibt serangga hama pasca panen mencapai 15% (alshoven 1981).
            Upaya untuk menekan adanya susut kualitas dan kuantitas dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan terhadap serangga gudang yang berpotensi menjadi hama pasca panen pada gudang-gudang penyimpanan. Menurut Champ (1989 dalam Sidik 2000) pemantauan (monitoring) tehadap komoditas simpanan dan seranggga hama dapat dilakukan secara terstruktur sehingga mudah dilakukan tindakan pengendalian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomi. Lebih lanjut dijelaskan oleh McFarlane (1989 dalam Sidik 2000) bahwa pengetahuan dan pemantauan (monitoring) hama yang efektif dan efisien akan memungkinkan dilaksanakan penyesuaian yang tepat dengan waktu, pemilihan, dan intensitas pengendalian serangga hama.
Monitoring merupakan salah satu kegiatan yang baik untuk mencegah terjadinya infestasi dan serangga hama da gudang pada suatu waktu tertentu sehinggga dapat memperkirakan terjadinya suatu kerusakan ynag akan timbul. Upaya pemantauan tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak diikuti dengan pengetahuan tentang keberadaan dan penyebaran serangga hama di gudang( McFarlane 1989 dalam Sidik 2000).
            Investasi hama merupakan salah satu kegiatan pemantauan (monitoring) untuk mengetahui persebaran Organisme Pengganggu Tanaman/Karantina (OPT/K) di wilayah republic Indonesia. OPTK yang dilaporkan telah terdapat di wilayah republic Indonesia (A2) adalah organisme pengganggu tumbuhan yang mempunyai potensi merugikan ekonomi nasional, penyebaran sedang dikendalikan. Untuk mengeal jenis-jenis serangga dan memahami perilaku setiap species serangga yang dapat menyerang di gudang sangat diperlukan(SKTSH 2001)
Berbagai serangga yang telah dilaporkan dapat terinfestasi dam ytersebar pada komoditas yang disimpan di gudang. Serangga-serangga hama yang biasanya ditemukan di gudang penyimpanan biji-bijian atau kacang-kacangan, misalnya kumbang Ryzoperta dominica, Sitopilus spp, Tribolium castaneum (Herbst) Corcyra cephalonica, Ephestia cautella (Walker)(Suharmat dkk 2006).
Salah satu serangga yang juga dilaporkan serig ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada biji-bijian dan serealia lainnya adalah kumbang Khapra (Trogoderma granarium Everts), yang tergolong dalam Ordo coleoptradan Famili Dermestidae. Kumbang T. granarium merupakan salah satu hama yang menyebabkan kerusakan pada komoditas simpanan dan dapat terikut pada ssat pengiriman dalam perdagangan internasional (Banks 1977). Serangga ini termasuk hama penting dan banyak ditemukan pada kondisi daerah yang panas dan kering. Selain menyerang serealia, serangga ini juga dapat menginfestasi rempah rempah dan beras (Surahmat dkk 2006). T granarium saat ini dilaporkan telah tersebar di beberapa negara Asian, termasuk Asia Tenggara nagara-negara Afrika, Australia, dan USA (Morallo-Rejesus 2001).
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk kumbang Kharpa tersebut dpat dilakukan dengan menggunakan feromon sehingga bermanfaat juga dalam memantau keberadaan serangga tersebut ( Plarre dan Vanderwel 1999). Selain itu, insektisida dari jenis piretroid sintetik dapat digunakan untuk membasmi terbentuknya progen serangga progeny serangga T. granarium pada batas maximum residue limit (MRL)(Onget al. 1994). Selanjutnya dikemukakan oleh Morallo-Rejesus dan Rejesus (2001) bahwa saat ini fosfin dan mthyl bromida digunakan sebagai fumigant untuk pengendalian hama kumbang Khapra.
            Di Indonesia telah pula dilaporkan adanya keberadaan T. granarium everts dan dikategorikan sebagai OPTK A2. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 38/Kpst/HK.060/1/2006 bahwa kumbang T granarium ditetapkan sebaga Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A2 di wilayah Jawa (Deptan 2006).laporan tentang hasil pemantauan yang dialksanakan oleh Balai Karantina Pertanian Jakarta pada tahun 1991, menyatakan OPTK T. granarium telah ditemukan diwilayah Jakarta dan Tangerang pada komoditas beras dan makanan ternak. Sebaliknya, didapatkan hasil yang berbeda dari laporan pemantauan pada tahun 2001 yang meliputi Jakarta, Tangerang oleh Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Soekarno-Hatta, yang menyatakan tidak ditemukan keberadaan T granarium (SKTSH 1991,2001)
            Namun untuk mengantisipasi terjadinya infestasi dan penyebaran serangga ini secara meluas di wilayah Jakarta atau perpindahan ke daerah lain meliputi pengiriman komoditas maka dipandang perlu untuk melakukan sesuatu kegiatan pemantauan/pengamatan terhadap keberadaan serangga hama tersebut. Pemantauan dapat dilakukan dengan menggunakan metode survey ke beebrapa gudang penympanan komoditas di wilayah Jakarta. Hal tersebut perlu dulakukan untuk mendapatkan informasi status kumbang Khapra di wilayah Jakarta sebelum melakukan tindakan pengendalian atau tindakan karantina lainnya agar serangga hama tidak meluas ke wilayah lain.
            Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian mengenai kumbang Khapra (T. granarium) untuk mengetahui, menelusuri, dan menganalisis keberadaan dan kerusakan yang diakibatkan kumbang khapra tersebut pada gudang-gudang penyimpanan di wilayah Jakarta.hasil pemantauan tersebut diharapkan akan menjadi sumber informasi penting dalam melakukan pemetaan dan penyebaran kumbang T. granarium. Informasi yang didapatkan dari hasil penelitian ini akan menjadi dasar untuk upaya pengendalian atau tindakan karantina terhadap serangga tersebut.



Pembahasan
Trogoderrma gr

Kerajaan: Animalia.
Filum: Arthropoda.
Kelas: Insecta.
Ordo: Coleoptera.
Famili: Dermestidae.
Genus: Spesies Trogoderma.
Sinonim granarium: Trogoderma kaphra (Panah), T. affrum (Priesner), T. quinquefasciata (Leesberg).
Nama-nama umum: Khapra kumbang, gorgojo kaphra.
Peran: Hama.
            Serangga dewasa T. granarium hidup dalam periode waktu yang sangat singkat yang berkisar antara 5 sampai 14 hari. Menurut Ress( 1996) serangga dewasa T.granarium berukuran panjang yang berkisar antara 1,5 mm sampai denngan 12 mm. Selanjutnya dijelaskan bahwa kumobang tersebut memiliki rambut halus berukuran panjang 2 mm sampai dengan 3 mm berwarna kecoklatan. Selama periode waktu  sampai dengan 14 hari, serangga dewasa betina dapat meletakan berkisar 50 butir elur pada tumpukan makanan pada suhu 25C sampai dengan 35C. Sedangkan pada suhu 40C dapat meletakkan telur sebanyak 100 butir selama 3 samai dengan 4 hari. Serangga dewasa betina berumur 8 sampai denga 12 hari dan akan mati setelah meletakkan telur (Partida dan Strong 1975).


            Telur berbentuk silindris dengan satu pusat yang melingkar berwarna putih susu, kemudian berubah menjadi kuning pucat, dan berukuran panjang 0,7 mm dan lebar o,25 mm, bentuk silindris (Lindgren et al 1955). Menurut Partida dan Strong (1975) telur serangga tersebut berukuran panjang 0,2 mm, telur memiliki sedikit dan akan berubah warna daari warna kemerahan atau kuning kecoklatan pada saat elur semakin matang.
            Larva instar pertama berwarna kuning kecoklatan, dan berubah menjadi coklat kemerahan pada instar berikutnya dan berukuran panjang 6 mm pada larva instar terakhir. Ubuh larva diutupi rambut yang panjang pada ruas abdomen, sedangkan bagian posterior rambut-rambutnya menyerupai ekor (Beal 1956). Larva yang masih muda tidak dapat memakan biji-bijian yang utuh dan tergantung pada kerusakan biji-bijian atau produk makanan yang terbuat dari biji-bijan. Pada biji-bijan yang rusak selalu ditemukan larva muda. Larva dewasa dapa memakan biji-bijian yang utuh. Ketersediaan dan jumlah makanan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, tetapi larva dapat berahan hidup tanpa makan pada periode yang lama (sekitan 13 bulan). Fase dormansi kurang lebih 3 minggu dan diikuti periode makan yang teratur. Proses tersebut memberikan hasil produksi sekitar 41% dari produksi telur yang normal. Proses kelaparan tidak mempengaruhi lama proses pembentukan pupa dari larva dorman.
            Setelah selesai ecdysis, larva berganti kulit, tetapi pupa tetap tinggal dalam kulit yang tersisa selama hidupnya. Pupa memiliki tipe exarate, jantan lebih kecil dari pada betina, rata-rata panjangnya berturut-turut 3,5 mm dan  mm (Hinton 1945). Larva dan pupa memiliki ruas yang sangat berbeda.


Serangga dewasa T. granarium dewasa berbentuk oval panjang, berukuran panjang 1.6 – 3.0 mm, lebar 0.9 – 1.7 mm. Ukuran serangga dewasa betina sekitar 1.4 lebih panjang dari pada ukuran serangga dewasa jantan (Hinton 1945).Serangga dewasa jantan berwarna coklat sampai berwarna hitam dengan pola yang kurang jelas pada elitra yang berwarna coklat kemerahan. Serangga dewasa memiliki kepala yang relatif kecil, memiliki antena yang pendek yang dan terdiri dari 11 ruas. Pada ruas ketiga sampai kelima dari antena berbentuk seperti gada dan bagian permukaan bagian atasnya ditutupi oleh rambut dan kelihatan mengkilat (Hinton 1945). Imago memiliki waktu hidup yang singkat, apabila imago betina kawin hanya hidup 4 – 7 hari, sedangkan bila tidak melakukan perkawinan 20-30 hari. Imago jantan dapat hidup 7-12 hari. Imago tidak dapat terbang dan memiliki tungkai yang pendek. Perkawinan terjadi setelah serangga berumur 5 hari. Kumbang ini dapat menghasilkan telur dengan sempurna pada perkawinan pertama. Pada perkawinan kedua jumlah telur yang dihasilkan semakin meningkat. Pada perkawinan pertama imago betina menghasilkan telur sekitar 66 butir, sedangkan pada perkawinan kedua imago dapat mencapai lebih dari 500 butir telur. Apabila terjadi penundaan perkawinan selama 15-20 harimaka kemampuan menghasilkan telur serangga ini akan menurun sebesar 25%(Hinton 1945).
 Siklus hidup dari kumbang khapra mulai dari telur sampai serangga dewasa adalah rata-rata 220 hari pada suhu 21°C. Pertumbuhan normal serangga ini berkisar antara 21°C sampai dengan 40°C. Serangga dewasa memiliki masa hidup antara 39 - 45 hari pada suhu 30°C dengan kelembaban 75%. Pada suhu optimum yakni suhu 35°C, siklus hidupnya mencapai 26 hari dapat. Kumbang khapra dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim, baik pada kondisi suhu yang rendah ataupun pada suhu yang sangat tinggi (Pingale 1976). Namun pada saat fase larva, suhu di bawah 25°C larva akan bergerombol, dan berdiapause selama 6 tahun (Burges 1962). Larva dapat bertahan pada suhu -8°C dalam kondisi tidak aktif. Pertumbuhan dapat terjadi pada kelembaban 2%.Pada kelembaban relatif yang tinggi dapat menjadi faktor pembatas kumbang khapra untuk dapat bertahan hidup. Pada keadaan yang lembab, kompetisi antar spesies tidak dapat berjalan dengan baik (Burges 1962).
Kumbang khapra mengifestasi hampir seluruh hasil tanaman kering, bahan yang berasal dari hewan, tetapi lebih menyukai biji-bijian seperti gandum, barley, oats, jagung rye, dan produk olahan seperti tepung, malt, dan mie. Kumbang ini dapat memakan produk dengan kadar air 2% (Hinton 1945). Kumbang ini juga dapat berkembang pada material hewan seperti tikus mati, darah kering, danserangga kering.

Tahap Pencegahan
1.      Menjaga kebesihan gudang
Hama gudang menyukai tempat-tempat tersembunyi dank arena ukurannya yang kecil, secara sekilas sering tidak terlihat. Oleh karena itu, pengusaha atau produsen biji-bijan hendaknya senantiasa menjaga kebersihan gudang, mulai dari sejak di gudang penggilingan hingga di gudang penyimpanan. Untk menjaga kebersihan gudang dapat dilakukan hal berikut:
-          Memasang lantai keramiik
-          Gudang harus selalu dibersihkan tiap hari dengan cara disapu dan dipel
-          Pintu selalu tertutup
-          Petugas gudang harus melepas alas kaki saat masuk
2.      Menjaga suhu dan kelembaban gudang
Serangga biasanya memiliki kisaran suhu optimum termasuk dalam hal hama gudang baik jenis T granarium. Suhu optimum pertumbuhan hama gudang adalah 25-32C. Ketahanan hidup akan turun drastic di luar kisaran tersebut. Disamping itu, kelembababn udara di gudang penyimpanan juga harus dijaga


.
3.      Kemasan kedap udara
Semua makhluk hidup termasuk serangga memerlukan udara untuk aktivitas pernafasan. Oleh karena itu, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mendesai kemasan biji-bijian yang kedap udara.
4.      Sistem pengendalian atmosfer
System ini dilakukan dengan mengubah komposisi udara dalam ruang penyimpanan. Konsentrasi oksigen dalam ruang penyimpanan dikondisikan serendah mungkin dan digantikan dengan gas lain dari luar seperti CO dan N. system ini sangat aman karena tidak menggunakan pestisida yang berbahaya bagi manusia. Apaila keadaan atmosfer dijaga pada kondisi oksigen rendah (kurang dari 2% lebih disukai sekitar 0,5%) atau kadar CO yang tinggi (lebih besar $0 , lebih disukai pada 60%), biji-bijian aman disimpan dalam waktu lama dengan mutu yang tetaap baik.
5.      Menurunkan tingkat kadar air
Kadr air biji berkorelassi positif dengan ketahanan hidup. Kadar air meningkat, kondisi lingkungan makin baik bagi serangga sehingga ketahanan hidupnya u meningkat. Sebaliknya ketahanan hidup hama pasca panen menurun bila kadar biji rendah. Biji  dengan kadar air kurang dari 14% akan lebih disimpan, sedangkan biji dengan kadar air lebih dari 14% akan menyebabkan perkembangbiakan mikroba dan serangga bertambah cepat.
6.      Meningkatkan derajat sosoh
Serangga hama gudang sangat menyukai zat-zat yang terdapat dalam bekatul karena banyak mengandung lemak, protein, dan viamin. Itu sebabnya beras dengan derajat soso rendah (masih banyak mengandung lapisan bekatul) mudah mudah diserang hama gudang.
7.      Mencegah kutu datang
Pencegahan kutu dating juga dapat dilakukan dengan cara meggantungkan kantong-kantong berisi cabe merah kering atau daun jeruk purut.




Kesimpulan
Serangga dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan terhadap bahan pangan, didominasi oleh serangga dari kelompok ngengat dan kumbang. Serangga tersebut umumnya menyerang serelaia, biji-bijan, dan tepung-tepungan. Hal ini dapat dicegah dengan Menjaga kebesihan gudang, menjaga suhu dan kelembaban gudang, kemasan kedap udara, sistem pengendalian atmosfer, menurutkan tingkat kadar air, meningkatkan derajat sosoh, mencegah kutu datang.

Kamis, 09 Juni 2011

uji kesadahan air

Penentuan Kesadahan Air
19 March 2009 No CommentDalam air tanah atau air permukaan seperti air sumur terdapat sejumlah garam kalsiumdan atau magnesium terlarut baik dalam bentuk garam klorida atau sulfat. Demikian pula pada air PDAM yang sering terdapat kalsium terlarut.Adanya garam-garam ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu tidak dapat menghasilkan busa jika dicampurkan dengan sabun. Ukuran
kesadahan air
dinyatakan dalam ppm(satu per sejuta bagian CaCO3). Dikenal tiga macam kesadahan yaitu kesadahan total,kesadahan tetap dan kesadahan sementara.
Reaksi kalsium dan magnesium dengan EDTA
Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk senyawakompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ion-ion magnesium saja kemudianditambahkan indikator EBT maka ion magnesium(II) akan mengikat indikator EBT.(H3In) menghasilkan kompleks berwarna merah (Mg-In), apabila larutan magnesiumdititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-In akan terputus dan membentuk kompleksMg-EDTA yang lebih stabil daripada kompleks Mg-In, sedangkan In berada dalamkeadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan ketika warna biru jelas telah terbentuk.Ion kalsium(II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkan kompleks Ca-In, tetapikompleks ini kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-In. Sebaliknyakompleks Ca-EDTA lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-EDTA.Ini berarti bahwa jika dalam larutan hanya terdapat ion kalsium(II), dan kemudiandititrasi dengan EDTA maka perubahan warna akan terjadi jauh sebelum titik akhir tercapai. Untuk mengatasi kekurangan ini maka pada analisis kalsium ditambahkansedikit magnesium yang akan mengikat indikator lebih stabil.Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabiladicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busaapabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akanterbentuk busa. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalamhubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan umum(”
general hardness
” atau GH) dan (2) kesadahan karbonat
(”carbonate hardness”
atauKH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu

yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “
General Hardness
” merupakanukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca
++
) dan ion magnesium (Mg
++
) dalamair. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnyadiketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO
3
), tingkat kekerasan (dH), atau denganmenggunakan konsentrasi molar CaCO
3
. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH samadengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Kesadahan pada umumnyamenggunakan satuan ppm CaCO
3
, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapatdiekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO
3
. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 miliekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasadipakai:
-
0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
-
4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)
-
8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang
-
12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)Pemaparan tentang keefektifan zeolit alam Lampung teraktivasi dalam menjerap ionmagnesium. mg", pada beberapa ukuran dan rasio zeolit air sadah dijelaskan dalamlaporan ini. Zeolit Main yang digunakan adalah zeolit yangdiaktivasi secara fisik pada temperatur 300 °C selama 3 jam, dan zeolit yang telahdiaktivasi tnenggunakan NaOH 0,5 N. Rasio zeolit air sadah juga divariasikan yaitu 30 :1000 ( RZA 3 %) dan 50 : 1000 (RZA 5 %). Kesemua pengujian dilakukan pada 10variasi waktu perendaman yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan I00 rnenit.Pengujian dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,Universitas Lampung, demaikain pula untuk penganalisaan komposisi air sadah. Analisiskomposisi/ kandungan ion magnesium ( Mg++ ) dinyatakan dalam mg/It, dilakukandengap menggunakan peralatan Spektrofotokopi Serapan Atom (SSA) terhadap sampelair sadah simulasi dan air sadah yang telah dilakukan pengolahandengan zeolit. Analisis ini juga dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia – FMIPA UNILA.

Keefektifan zeolit aiam Lampung teraktifkan dalam menurunkan konsentrasi ionmagnesium, Mg ++, dalam air sadah telah dibuktikan melalui penelitian ini. Ukuranzeolit, jenis zeolit dan RZA henar-benar mempcngaruhi daya adsorb terhadap ionmagnesium – mg +' . Dari hasii penelitian ir‚i diperoleh bahwa zeolit teraktivasi secarakimiawi-NaOH dapat:menurunkan konsentrasi ion Mg ++ lebih tinggi dibanding zeolitteraktivasi secara fisik. Secara umum penurunan konsentrasi ion Mg ++ paling tinggiterjadi setelah pengontakan IC menit pertama dan 10 menit kedua untuk semua jeniszeolit teraktivasi. Sedangkan pada menit-menit berikutnya, penurunan yang signifikantidak terlihat lagi, artinya penurunan konsentrasi ion Mg +` telah sangat lambat (laju penurunan ion Mg+' hampir mendekati konstan). Apabila zeolit yang digunakan telah jenuh (tidak mampu, lagi menjerap ion mg++ ), jika masih tents digunakan, makasebagian ion mg++ yang telah dijerap oleh zeolit akan terlarut kembali. Akibamyakonsentrasi ion mg+ . dalam air sadah menjadi lebih tinggi. Semakin kecil ukuranzeolit yang digunakan, memberikan laju penurunan ion mg+t yang lebih tinggi. Begitu pula pada operasi RZA yang iehih tinggi, memberikan laju penurunan ion mg' yang lebihtinggi pula.Hasil yang diperoleh aria:ah zeolit aktivasi fisik hingga 10 menit pertamatelah mampu menurunkan konsentrasi mg ++ sebesar 12,98 mg/It (11,41 %), 16,04 mg/It(14,09 %), 25,3 mg/It (22,23 %), dan 29,78 mg/It (26,17 %) dari konsentrasi awal air sadah sebesar 113,8 mg/It, masing-masing menggunakan zeolit aktivasi fisik 3ukuran -10+20 mesh dan -20+30 mesh (disingkat 30F1020 dan 30F2030), 5 % ukuran-10+20 mesh dan -20+30 mesh (disingkat 50F1020 dan 50F2030). Dari keempat zeolitaktivasi tersebut, nilai konsentrasi mg ++ maksimum yang mampu diturunkan olehmasing-masing yaitu sebesar 27,14 mg/It (23,85 %), 32,88 mg/It (28,89 %), 40,37 mg/It(35,47 %), dan 42,53 mg/It (37,37 %). Sedangkan untuk zeolit aktivasi NaOH, hingga sepuluh menit pertama, masing-masing zeolit aktivasi NaOH ini telahmampu menurunkan konsentrasi mg++ sebesar 18,4 mg/It (16,64 %), 25,97 mg/It (23,48%), 31,36 mg/It (28,35 %), dan 36,85 mg/It (33,32 %) dari konsentrasi awal air sadahsebesar 110,6 mg/It. Sementara itu, konsentrasi mg ++ maksimum yang mampuditurunkan oleh masing-masing zeolit aktivasi NaOH tersebut adalah sebesar 32,25mg/It (29,16 %), 52,55 tng/it (17,51 %), 57,77 mg/It (52,23 %), dan 71,32 mgilt (64,48%). Dari hasil di atas terlihat bahwa zeolit 50K2030 memberikan laju penjerapan ionmg++ yang palii'g cepat dan paling tiesar, dengan waktu perendaman50 menit telah mampu menjerap ion mg ++ sebesar 71,32 mg/It (66,72 %).
pH. Kebasaan, keasaman dan keasadahan air
pH adalah ukuran derajat keasaman atau kebasaan zat cair ataularutan. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukungpopulasi hewan dan tumbuhan dalam air. Dalam jangkauan pH itupertumbuhan dan perkembangbiakan hewan dan tumbuhan di airtidak terganggu. Kebasaan air ialah suatu kapasitas air untukdapat menetralkan asam. Hal ini disebabkan adanya asam ataugaram basa yang terdapat dalam air, misalnya NaOH dan Ca (OH)

2. Garam basa yang sering dijumpai adalah karbonat logam-logamnatrium, kalsium,magnesium, dan sebagainya.Kebasaanyang tinggi belum tentumempunyai pH yang tinggi.Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa Keasamanyang tinggi belum tentu pH-nya rendah. Suatu asam 1emah dapatmempunyai keasaman yang tinggi, artinya mempunyai potensiuntuk melepaskan hidrogen yang besar, contohnya asamkarbonat, asam asetat, dan asam organik lainnya.Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion magnesium dan kalsium.Kesadaran tidaklah menguntungkan karena menurunkan teganganpermukaan air. Air yang dianggap bermutu tinggi mempunyaikesadahan yang rendah. Kalsium atau magnesium dapat bereaksidalam air sadah dengan sabun sehingga sabun tidak memberibusa. Kesadahan karena asam hidrogen karbonat (H2CO3)dinamakan kesadahan karbonat atau kesadahan sementarakarena kesahan dapat hilang karena dipanaskan. Kesadahankarena garam sulfat atau klorida disebut kesadahan tetap ataupermanen. Kesadahan yang tinggi belum tentu disebabkan limbahindustri, mungkin karena susunan geologi tanah di sekitar sungai.
www.scribd.com/doc/55404455/Penentuan-Kesadahan-Air - Tembolok

Kamis, 26 Mei 2011

PENULISAN PKM-AI

V. FORMAT DAN STRUKTUR USULAN PKM‐KARYA TULIS 
5.1. PKM‐Artikel Ilmiah (PKM‐AI) 
5.1.1. PENJELASAN UMUM 
Berbeda dengan keempat jenis PKM lain yang melibatkan pelaksanaan kegiatan fisik di 
laboratorium ataupun lapangan, PKM‐AI tidak mengenal adanya kegiatan semacam itu. 
Jika dalam keempat jenis PKM lain, kelompok mahasiswa mengajukan usulan kegiatan 
ke DP2M, maka untuk PKM‐AI kelompok mahasiswa cukup menyampaikan karya tulis 
dalam bentuk artikel ilmiah. Karya tersebut ditulis mengacu pada kegiatan yang telah 
selesai dilakukan kelompok mahasiswa yang sama. Kelompok penulis yang artikel 
ilmiahnya dinilai baik, akan memperoleh insentif dana tunai sebesar Rp 3 juta,‐ dan 
artikelnya menjadi bahan publikasi dalam Jurnal Kreativitas Mahasiswa.  
PKM‐AI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan 
pemikiran dan hasil‐hasil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah 
artikel ilmiah sesuai kriteria standar penulisan jurnal ilmiah. Dengan demikian program 
ini diharapkan mampu mengantarkan mahasiswa kepada keterampilan atau kemahiran 
menulis. Melalui kemahiran tersebut mahasiswa secara runut mampu menguraikan 
suatu permasalahan sehingga mendorong perlunya usaha penyelesaian atau pencarian 
solusi dengan tujuan tertentu, kaitannya dengan usaha‐usaha yang mungkin telah 
dilakukan orang lain. Di samping itu mahasiswa juga mampu memilih teknik dan 
landasan metode penyelesaian masalah disertai dengan kemampuan menguraikan 
landasan teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, serta ketajaman 
pembahasan dan menganalisis hasil yang diperoleh, yang akhirnya bermuara pada 
penyimpulan upaya penyelesaian masalah yang telah dilakukan.   
Dampak lain yang ingin dicapai melalui program ini ialah adanya diseminasi hasil 
kegiatan mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan ilmu dan 
teknologi atau manfaat lain bagi masyarakat. Hal ini akan tercapai khususnya apabila 
artikel yang dinilai baik dapat diterbitkan dalam salah satu jurnal ilmiah di bidangnya 
yang terbit di tanah air. Berkaitan dengan harapan ini, pihak DP2M Ditjen Dikti juga 
merencanakan untuk meng‐upload artikel PKM‐AI yang baik untuk diletakkan di situs 
web Dikti.  
Ada tiga karakter utama PKM‐AI, yaitu: a) tidak ada usulan pembiayaan; b) usulan 
berupa artikel ilmiah siap terbit yang mengikuti kelaziman kaidah penulisan suatu jurnal 
ilmiah; c) sumber penulisan artikel ilmiah tersebut adalah kegiatan yang telah selesai 
dilakukan kelompok mahasiswa penulis artikel. Karakter terakhir ini sekaligus 
menunjukkan bahwa sumber penulisan merupakan kegiatan, bukan laporan.  
Dalam PKM, kreativitas dan kerja sama tim merupakan dua unsur yang diprioritaskan. 
Oleh karena itu, sejak dimulainya implementasi PKM‐I tahun 2006 dan PKM‐AI 2009, 
penulisan mahasiswa tunggal dalam rangka Skripsi atau Tugas Akhir tidak 
diperkenankan lagi karena tidak adanya unsur kerja sama tim.  Batas penyerahan artikel 
PKM‐AI di DP2M adalah bulan Maret setiap tahun berjalan. Sebagaimana pembidangan 
dalam 4 (empat) PKM lain, PKM‐AI menganut pembagian bidang yang sama. 
5.1.2. PERSYARATAN DAN PETUNJUK PENULISAN PKM‐AI  
5.1.2.1 Persyaratan Administratif
  
a) Peserta PKM‐AI adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif mengikuti program 
pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai 
program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung 
pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa berasal dari minimal 2 (dua) 
angkatan yang berbeda.  
b) Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM‐AI 
yang berbeda (lebih dari satu kelompok PKM‐AI). Hal ini didasarkan pada kenyataan 
bahwa artikel PKM‐AI ditulis dari sumber kegiatan yang telah selesai dan 
kemungkinan seorang mahasiswa turut menyelesaikan beberapa kegiatan dalam 
kelompok yang berbeda. Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang 
terbatas, harapan terjadinya penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya 
sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang mahasiswa hanya dibenarkan 
mengirimkan sebanyak‐banyaknya 2 (dua) artikel PKM‐AI, satu sebagai ketua, satu 
sebagai anggota, atau kedua‐duanya sebagai anggota kelompok.  
c) Seorang dosen diperkenankan menjadi pembimbing/pendamping lebih dari satu 
kelompok pengusul PKM‐AI, sesuai dengan statusnya saat pembimbingan kegiatan 
yang telah selesai dilakukan. Namun, jumlah maksimal yang dibimbing dibatasi 5 
kelompok. 
d) Naskah diserahkan dalam bentuk hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft copy 
dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader (pdf). 
Foto dan gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai cadangan) 
dalam CD. Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto bisa berasal dari 
kamera digital atau hasil digitasi menggunakan scanner. Semua file disimpan dalam 
sebuah folder/direktori dengan nama folder/direktori mengikuti aturan penamaan 
sebagai berikut :  
PKM‐AI‐nn‐NamaPT‐NamaDepanKetua‐Judul_3_Kata_Pertama  
dengan nn : tahun anggaran pendanaan kegiatan NamaPT : 
Nama singkatan perguruan tinggi yang biasa 
digunakan Contoh:  
PKM‐AI‐10‐UNIBRAW‐Wahyudi‐Pengaruh Suhu dan Tekanan‐‐‐‐‐  
PKM‐AI‐10‐UMS‐Agung‐Ketahanan Masyarakat Terhadap‐‐‐‐‐ 
Untuk setiap file yang disertakan, usahakan untuk memberi nama yang 
menggambarkan isi dari file tersebut.  
5.1.2.2.Persyaratan Penulisan
  
a) Tulisan/naskah bersumber dari karya mandiri mahasiswa pada bidang akademik 
seperti Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa 
yang membentuk Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam 
rangka Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta hasil kegiatan lain seperti PKM‐P, 
PKM‐T, PKM‐K, PKM‐M dan Penelitian Inovatif terkait dengan Program IM HERE 
atau sejenisnya. Karya tersebut telah dilaksanakan kelompok mahasiswa yang 
menuliskannya. Jumlah anggota kelompok 3 s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa 
program S1 atau Diploma yang masih aktif.   
b) Setiap Artikel harus disertai Surat Pernyataan Sumber Penulisan yang ditanda 
tangani oleh ketua kelompok tanpa menggunakan materai dan harus diketahui 
oleh Ketua Program Studi.  
c) Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan sebelumnya (naskah yang pernah 
diterbitkan di suatu jurnal dan naskah yang pernah memenangkan suatu lomba 
penulisan ilmiah tidak diperbolehkan diajukan sebagai artikel PKM‐AI).  
d) Naskah ditulis menggunakan aplikasi pengolah kata Microsoft Word. Penyerahan 
akhir disertai juga dengan format Adobe Acrobat.e) Naskah ditulis minimal 8 (delapan) dan maksimal 10 (sepuluh) halaman termasuk 
abstrak, daftar pustaka, dan lampiran. Jumlah halaman yang tidak sesuai dengan 
ketentuan tersebut dapat mengurangi penilaian.  
f) Bahasa Indonesia yang digunakan harus baku dengan tata bahasa dan ejaan yang 
disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang 
mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti “tdk”, “tsb”, “yg”, “dgn”, 
“sbb”, “dll”.  
5.1.2.3. Petunjuk Penulisan/Pengetikan
  
1. Naskah diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, roman time 
style, jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari 
batas atas, dan 3 cm dari batas bawah.  
2. Cara penulisan Bab dan Sub‐bab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak 
ada penomoran Bab dan Sub‐bab. Penulisan bab baru mengikuti bab sebelumnya 
dengan jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya (tidak 
berganti halaman baru).  
3. Judul artikel diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold 
(cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi.  
4. Judul Bab diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak 
tebal) dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris‐bawahi.  
5. Judul Sub‐bab ditulis dengan font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri, 
huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata‐kata 
tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, 
“tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”, 
“karena”).  
6. Judul Anak Sub‐bab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari 
sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali 
kata‐kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, 
“untuk”, “tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”, 
“karena”).  
7. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub‐bab 2,5 spasi, antara Sub‐bab dan kalimat 
dibawahnya 2 spasi.  
8. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7‐8 karakter 
(sekitar 1,25 cm).  
9. Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak ditulis menggunakan 
font style italic (cetak miring).  
10. Nama‐nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul artikel 
dengan jarak 1,5 spasi  
11. Bagian kelengkapan administratif  yang meliputi halaman judul, nama/daftar 
anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi 
nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan 
bawah (i, ii, dan seterusnya).  
12. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab 
yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas 
dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas. 
13. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya 
dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan 
angka arab.  
14. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran 
gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis wah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab. 
15. Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik grey‐scale untuk 
mengemulasi warna dalam foto atau diagram, dan gunakan pattern/pola untuk 
menggantikan warna dalam grafik garis ataupun diagram.  
5.1.3. FORMAT dan STRUKTUR PENULISAN  
Di luar kriteria format dan struktur yang tercantum dalam Pedoman PKM 2009, penulis 
diijinkan mengikuti format dan struktur yang berbeda sepanjang masih mengacu pada 
kriteria yang sama sebuah jurnal ilmiah yang memiliki ISSN. Untuk kasus yang demikian, 
penulis diwajibkan untuk melampirkan sebuah kopi artikel dari jurnal yang diacu 
tersebut sebagai bukti.  
  WWW.DIKTI.COM

Kamis, 05 Mei 2011

KARATERISTIK KOPI

Kopi adalah minuman yang dicampurkan dengan air panas yang disedia daripada benih panggang, biasanya dipanggil biji kopi, bagi tumbuhan kopi. Disebabkan kandungan kafeinnya, kopi mempunyai kesan perangsang pada manusia. Hari ini, kopi adalah satu daripada minuman paling disukai itu di seluruh dunia.
Kopi adalah pertama diminum dalam abad kesembilan, apabila ia telah ditemui di tanah tinggi Etiopia. Dari situ, ia merebak ke Mesir dan Yemen, dan pada abad ke-15, telah sampai Armenia, Farsi, Turki, dan di utara Afrika. Dari dunia Islam, penyebaran kopi ke Itali, dan seluruh Eropah, dan ke Amerika.
Terdapat dua spesies utama pokok Kopi; Coffea arabica merupakan kopi tradisional, dan dianggap lebih baik. Coffea canephora (robusta) mempunyai kandungan Kafeina yang lebih tinggi dan boleh ditanam dikawasan yang tidak sesuai untuk arabica, mendorong kepada penggunaannya sebagai gantian murah bagi arabica dalam kebanyakan hasil kopi perdagangan. Berbanding Arabica, Robusta cenderung mempunyai rasa pahit dan lebih berasid. Robusta bermutu tinggi digunakan sebagai bahan dalam sesetengah campuran espresso untuk menambah lebih rasa pada kos yang lebih rendah. Di Itali kebanyakan espresso menggunakan Robusta digoreng garing (dark roasted ).
Proses pengorengan adalah penting bagi menghasilkan secawan kopi yang berperisa. Apabila digoreng, biji kopi hijau mengembang menjadi sehing sekali ganda saiz asal, bertukar warna dan kepadatan. Apabila biji kopi menyerap haba, warna bertukar menjadi kuning dan kemudian perang "kayu manis" lembut. Semasa pengorengan minyak kelihatan pada permukaan biji kopi. Biji kopi bertukar menjadi sehingga semakin gelap sehingga pemanasan dihentikan.
Jika dipanaskan sedikit sahaja, biji kopi akan mengekalkan "rasa asal" - rasa yang terhasil pada biji kopi dari keadaan tanah dan cuaca dilokasi ia ditanam. Biji kopi dari kawasan terkemuka seperti Jawa dan Kenya biasanya dipanaskan sedikit sahaja agar ciri-ciri asal kekal dalam rasa. Kaedah pengorengan tempatan bagi bandar Ipoh di Malaysia membabitkan penambahan mentega semasa proses pengorengan, menghasilkan variasi yang dikenali sebagai kopi "putih" Ipoh.
Apabila biji kopi semakin kehitaman menjadi perang gelap, perisa asal biji kopi ditenggelami oleh perisa proses penggorengan itu sendiri. Pada penggorengan garing, "perisa goreng" begitu kuat sehinggakan sukar menentukan asal biji kopi yang digunakan dalam proses tersebut. Biji kopi yang digoreng dijual menurut kadar pengorengan, dari "Gorengan Kayu Manis Ringan (Light Cinnamon Roast)" kepada "Gorengan Vienna (Vienna Roast)" kepada "Gorengan Perancis (French Roast)" dan selanjutnya. Garis pemisah kadar gorengan iaitu tahap "amat garing" dan "hangus" menjadi perdebatan. Tidak seperti yang disangkakan, gorengan garing dan kopi yang lebih kuat rasanya tidak mempunyai lebih (caffeine) berbanding gorengan ringan. Pembekal kopi kebangsaan utama menyesuaikan keluaran mereka untuk memenuhi cita rasa kawasan tertentu dalam negara; sebagai contoh, setin serbuk kopi yang dibeli di Tenggara atau Timur Laut Amerika Syarikat akan mengandungi gorengan lebih garing berbanding pembungkusan yang serupa yang terdapat di tengah Amerika Syarikat.
Pada abad ke 19, kopi biasanya dibeli dalam bentuk biji kopi dan digoreng dalam kuali goreng. Pengorengan bentuk ini memerlukan kemahiran untuk dilakukan dengan baik, dan ditinggalkan apabila serbuk kopi siap digoreng kedap vakum berjaya dihasilkan. Malangnya, disebabkan kopi menghasilkan CO2 selama beberapa hari selepas digoreng, ia perlu dibiarkan lemau sebelum boleh dikedap vakum. Disebabkan ini dua teknologi telah digunakan kini: Illy telah menggunakan tin tekanan dan kebanyakan bungkusan biji kopi digoreng disimpan dalam bungkusan dengan injap bebas tekanan. Masa kini, pengorengan dirumah menjadi popular kembali.
Pengoreng drum berkomputer tersedia yang memudahkan pengorengan di rumah, dan sesetengah orang hanya menggoreng biji kopi menggunakan oven atau pembuat bertih jagung (popcorn). Setelah digoreng, kopi kehilangan rasa dengan cepat, walaupun dengan disimpan dalam bekas kedap oksigen untuk melambatkan proses pengoksidaan. Walaupun sesetengah cenderung menunggu sehingga 24 jam selepas menggoreng untuk menghasilkan cawan pertama, kesemua mereka bersetuju bahawa ia kehilangan perisa dan kepahitannya selepas seminggu digoreng, walaupun di bawah keadaan yang sempurna.
Empat faktor harus diperhitungkan saat menikmati secangkir kopi. They refer to its main characteristics: Mereka mengacu pada karakteristik utama:
Keasaman:
Acidity is related to the dryness caused by coffee on the edges of the tongue and the back part of the palate. Keasaman ini terkait dengan kekeringan yang disebabkan oleh kopi di tepi lidah dan bagian belakang langit-langit. Without sufficient acidity, the coffee is frequently flat. Tanpa keasaman cukup, kopi sering datar.
Aroma: Aroma:
To feel the aroma of coffee, we first inhale the vapor that rises from the cup. Untuk merasakan aroma kopi, pertama-tama kita menghirup uap yang naik dari cangkir. Just like a wine taster, a good coffee drinker, inhales the aroma before allowing his lips to touch the coffee. Sama seperti pencicip anggur, peminum kopi yang baik, menghirup aroma sebelum mengizinkan bibirnya menyentuh kopi.
Body: Body:
This factor is related to the oils and substances extracted from the beans in the course of their processing and refers to the feeling the coffee leaves in the mouth, its viscosity, weight, and thickness. Faktor ini berkaitan dengan minyak dan zat diekstrak dari kacang dalam proses pengolahan dan mengacu pada rasa kopi daun di dalam mulut, viskositas, berat, dan ketebalan. Coffee should not be too liquid. Kopi tidak boleh terlalu cair. It should possess a certain body for not running quickly and escaping the surface of the tongue, leaving it velvety. Ini harus memiliki tubuh tertentu untuk tidak berjalan cepat dan melarikan diri permukaan lidah, meninggalkannya beludru. Only then is it possible to fully appreciate the taste of the beverage. Hanya kemudian adalah mungkin untuk sepenuhnya menghargai rasa minuman.
Taste: Rasanya:
The relation between acidity, aroma, and body gives coffee its taste: caramel, chocolaty, fragrant, fruity, ripe, sweet, almondy, delicate, piquant, etc. Hubungan antara keasaman, aroma, dan tubuh memberikan rasa kopi nya: karamel, chocolaty, harum, buah, matang, manis, almondy, halus, agak pedas tapi enak, dll

Sabtu, 30 April 2011

keamanan pangam

Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali.

Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. Dalam modul ini akan dibahas berbagai aturan yang melingkupi aspek keamanan pangan, analisis bahaya keamanan pangan dan berbagai peluang untuk menguranginya.
Foodborne Diseases

Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis.

Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan. WHO mendefinisikannya sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.

Foodborne disease baik yang disebabkan oleh mikroba maupun penyebab lain di negara berkembang sangat bervariasi. Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksin fauna, terutama marine fauna. Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat bervariasi tergantung penyebabnya.

Patogen utama dalam pangan adalah Salmonella sp, Staphylococcus aureus serta toksin yang diproduksinya, Bacillus cereus, serta Clostridium perfringens. Di samping itu muncul jenis patogen yang semakin popular seperti Campylobacter sp, Helicobacter sp, Vibrio urinificus, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolitica, sedang lainnya secara rutin tidak dimonitor dan dievaluasi. Jenis patogen tertentu seperti kolera thypoid biasanya dianalisa dan diisolasi oleh laboratorium kedokteran.

Patogen yang dianggap memiliki penyebaran yang luas adalah yang menyebabkan penyakit salmonellosis, cholera, penyakit parasitik, enteroviruses. Sedangkan yang memiliki penyebaran sedang adalah toksin ganggang, dan yang memiliki penyebaran terbatas adalah S.aureus, B.cereus, C. perfringens, dan Botulism.
Pengendalian Kontaminasi Pangan

Sebagian besar pemerintah berbagai negara di dunia menggunakan deretan usaha atau langkah pengendalian kontaminan pangan melalui inspeksi, registrasi, analisa produk akhir, untuk menentukan apakah suatu perusahaan pangan memproduksi produk pangan yang aman.

Masalah utama yang dihadapi adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi dalam melakukan pengendalian. Salah satu sistem baru bagi penjaminan (assuring) keamanan pangan disampaikan tahun 1971 dalam suatu National Conference on Food Protection dengan judul “The Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) System”.

HACCP adalah suatu sistem yang dianggap rasional dan efektif dalam penjaminan keamanan pangan dari sejak dipanen sampai dikonsumsi. HACCP adalah suatu sistem yang mampu mengidentifikasi hazard (ancaman) yang spesifik seperti misalnya, biologi, kimia, serta sifat fisik yang merugikan yang dapat berpengaruh terhadap keamanan pangan dan dilengkapi dengan langkah-langkah pencegahan untuk mengendalikan ancaman (hazard) tersebut.
hartoko.wordpress.com/.../pengetahuan-bahan-pangan-hewani/

Cara Menghindari Bahaya Microbiologis dan Kimia

Bahaya Mikrobiologis

Pengetahuan higiene dan sanitasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menyiapkan pangan yang higienis, aman, dan bebas dari penyakit. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit yang berkaitan dengan pangan yang terkontaminasi merupakan salah satu dari masalah kesehatan negara berkembang. WHO memberikan sepuluh petunjuk untuk menyiapkan pangan yang aman, yaitu :

1. Demi keamanan, pilihlah pangan yang telah diolah

Pada umumnya pangan lebih baik dimakan dalam keadaan mentah terutama buah-buahan dan syur-sayuran, tetapi ada juga yang lebih baik dimakan setelah diolah atau dimasak terlebih dahulu. Perlu diingat bahwa pengolahan pangan ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan juga agar pangan dapat lebih tahan lama.

2. Masaklah pangan dengan sebaik-baiknya

Beberapa pangan mentah, terutama ayam, daging dan susu yang tidak dipasteurisasi seringkali terkontaminasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. Dengan memasak sebaik-baiknya, yaitu seluruh bagian pangan mentah yang dimasak tersebut harus mencapai suhu paling rendah 70°C, maka bakteri patogen akan mati.

3. Pangan yang telah dimasak hendaknya segera dimakan

Jika pangan yang telah dimasak dibiarkan di tempat terbuka, maka bakteri akan berkembang biak, makin lama dibiarkan, makin besar risiko yang diperoleh. Agar aman, makanlah segera pangan yang telah dimasak setelah panasnya hilang.

4. Pangan matang supaya disimpan dengan hati-hati

Jika Anda harus menyiapkan pangan lebih awal atau ingin menyimpan pangan yang tersisa, sebaiknya disimpan pada suhu tinggi (sekitar atau di atas 60°C) atau pada suhu rendah (sekitar atau di bawah 10°C). Petunjuk ini penting jika Anda menyimpan pangan lebih dari empat atau lima jam. Makanan bayi sebaiknya langsung digunakan jangan sampai disimpan. Kesalahan umum yang biasa dilakukan yang dapat menyebabkan penyakit akibat pangan yang tidak diperkirakan sebelumnya adalah menyimpan makanan hangat dalam jumlah besar di lemari es. Dalam lemari es yang isinya berlimpah, makanan matang tidak dapat menjadi dingin seluruhnya secepat yang dikehendaki. Jika bagian tengah makanan tetap hangat (suhu di atas 10°C) dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka mikroba akan tumbuh dan dengan cepat berkembang biak mencapai jumlah yang dapat menimbulkan penyakit.

5. Panaskan kembali makanan matang dengan seksama

Inilah cara terbaik untuk menghindari bakteri yang mungkin telah sempat berkembang biak selama penyimpanan (meskipun penyimpanan sempurna menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi tidak mematikannya).

6. Hindari bercampurnya pangan mentah dengan pangan matang

Pangan matang dapat terkontaminasi bila bersentuhan dengan pangan mentah. Kontaminasi silang ini dapat terjadi melalui kontak langsung sewaktu ayam mentah ditaruh berdekatan dengan daging matang. Dapat pula hal ini terjadi secara tidak langsung. Misalnya, menggunakan pisau dan talenan bekas memotong daging ayam mentah untuk memotong daging matang. Jika ini dilakukan, akan menimbulkan risiko tumbuhnya bakteri dan akibatnya penyakit telah ada sebelum dimasak.

7. Cucilah tangan berulang-ulang

Cucilah tangan Anda selalu sebelum mulai menyiapkan pangan dan setiap kali setelah melakukan pekerjaan lainnya ketika sedang menyiapkan makanan. Setelah selesai menyiapkan bahan pangan seperti ikan, daging atau ayam, cucilah tangan Anda kembali sebelum mulai menangani pangan lainnya. Jika tangan Anda luka, jangan lupa dibalut atau ditutup sebelum menyiapkan makanan. Perlu diingat pula, bahwa hewan piaraan seperti anjing, burung dan terutama kucing seringkali merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit yang dapat berpindah ke makanan melalui tangan Anda.

8. Jagalah agar seluruh permukaan perlengkapan atau peralatan dapur dalam keadaan bersih

9. Makanan sangat mudah terkontaminasi bakteri, maka setiap permukaan peralatan yang digunakan untuk menyiapkan pangan harus selalu dijaga agar tetap bersih. Serbet yang digunakan untuk membersihkan piring, sendok dan perlengkapan dapur lainnya harus diganti dengan yang bersih sesering mungkin, dan direbus serta dicuci sebelum digunakan kembali. Kain pel untuk membersihkan lantai juga perlu sering dicuci

10. Lindungi makanan terhadap serangga, tikus, dan hewan lainnya

11. Binatang sering membawa bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit melalui pangan. Menyimpan makanan dalam wadah tertutup rapat merupakan cara perlindungan terbaik.

12. Gunakanlah air bersih

13. Air bersih yang digunakan untuk menyiapkan makanan sama pentingnya sebagaimana air minum. Jika Anda menggunakan air dari sumber yang diragukan, rebuslah dahulu air tersebut sebelum ditambahkan pada makanan matang atau untuk membuat es. Lebih berhati-hati dalam menggunakan air terutama untuk menyiapkan makanan bayi.

Bahaya Kimia

Pencegahan yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi timbulnya penyakit akibat pangan oleh bahan kimia, yaitu:

§ Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi.

§ Menggunakan pestisida seperlunya dan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertulis pada wadahnya. Selain itu juga menggunakan pestisida berwarna, misalnya berwarna biru sehingga mudah diketahui jika tertukar dengan bahan lain.

§ Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan agar badan dan tangan tidak terkena pestisida, jangan menyemprot pestisida menentang arah angin dan wadah bekas pestisida harus segera ditimbun dalam tanah yang jauh dari sumber air.

§ Pembuangan limbah industri harus diatur sehingga tidak mencemari sumber air bersih.

§ Tidak menggunakan alat masak atau wadah yang dilapisi logam berat (tembaga, seng, antimon, kadmium).

§ Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih sebelum diolah atau dimakan.

Entri Populer