Penentuan Kesadahan Air
19 March 2009 No CommentDalam air tanah atau air permukaan seperti air sumur terdapat sejumlah garam kalsiumdan atau magnesium terlarut baik dalam bentuk garam klorida atau sulfat. Demikian pula pada air PDAM yang sering terdapat kalsium terlarut.Adanya garam-garam ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu tidak dapat menghasilkan busa jika dicampurkan dengan sabun. Ukuran
kesadahan air
dinyatakan dalam ppm(satu per sejuta bagian CaCO3). Dikenal tiga macam kesadahan yaitu kesadahan total,kesadahan tetap dan kesadahan sementara.
Reaksi kalsium dan magnesium dengan EDTA
Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk senyawakompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ion-ion magnesium saja kemudianditambahkan indikator EBT maka ion magnesium(II) akan mengikat indikator EBT.(H3In) menghasilkan kompleks berwarna merah (Mg-In), apabila larutan magnesiumdititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-In akan terputus dan membentuk kompleksMg-EDTA yang lebih stabil daripada kompleks Mg-In, sedangkan In berada dalamkeadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan ketika warna biru jelas telah terbentuk.Ion kalsium(II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkan kompleks Ca-In, tetapikompleks ini kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-In. Sebaliknyakompleks Ca-EDTA lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-EDTA.Ini berarti bahwa jika dalam larutan hanya terdapat ion kalsium(II), dan kemudiandititrasi dengan EDTA maka perubahan warna akan terjadi jauh sebelum titik akhir tercapai. Untuk mengatasi kekurangan ini maka pada analisis kalsium ditambahkansedikit magnesium yang akan mengikat indikator lebih stabil.Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabiladicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busaapabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akanterbentuk busa. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalamhubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan umum(”
general hardness
” atau GH) dan (2) kesadahan karbonat
(”carbonate hardness”
atauKH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu
yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “
General Hardness
” merupakanukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca
++
) dan ion magnesium (Mg
++
) dalamair. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnyadiketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO
3
), tingkat kekerasan (dH), atau denganmenggunakan konsentrasi molar CaCO
3
. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH samadengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Kesadahan pada umumnyamenggunakan satuan ppm CaCO
3
, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapatdiekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO
3
. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 miliekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasadipakai:
-
0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
-
4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)
-
8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang
-
12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)Pemaparan tentang keefektifan zeolit alam Lampung teraktivasi dalam menjerap ionmagnesium. mg", pada beberapa ukuran dan rasio zeolit air sadah dijelaskan dalamlaporan ini. Zeolit Main yang digunakan adalah zeolit yangdiaktivasi secara fisik pada temperatur 300 °C selama 3 jam, dan zeolit yang telahdiaktivasi tnenggunakan NaOH 0,5 N. Rasio zeolit air sadah juga divariasikan yaitu 30 :1000 ( RZA 3 %) dan 50 : 1000 (RZA 5 %). Kesemua pengujian dilakukan pada 10variasi waktu perendaman yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan I00 rnenit.Pengujian dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,Universitas Lampung, demaikain pula untuk penganalisaan komposisi air sadah. Analisiskomposisi/ kandungan ion magnesium ( Mg++ ) dinyatakan dalam mg/It, dilakukandengap menggunakan peralatan Spektrofotokopi Serapan Atom (SSA) terhadap sampelair sadah simulasi dan air sadah yang telah dilakukan pengolahandengan zeolit. Analisis ini juga dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia – FMIPA UNILA.
Keefektifan zeolit aiam Lampung teraktifkan dalam menurunkan konsentrasi ionmagnesium, Mg ++, dalam air sadah telah dibuktikan melalui penelitian ini. Ukuranzeolit, jenis zeolit dan RZA henar-benar mempcngaruhi daya adsorb terhadap ionmagnesium – mg +' . Dari hasii penelitian ir‚i diperoleh bahwa zeolit teraktivasi secarakimiawi-NaOH dapat:menurunkan konsentrasi ion Mg ++ lebih tinggi dibanding zeolitteraktivasi secara fisik. Secara umum penurunan konsentrasi ion Mg ++ paling tinggiterjadi setelah pengontakan IC menit pertama dan 10 menit kedua untuk semua jeniszeolit teraktivasi. Sedangkan pada menit-menit berikutnya, penurunan yang signifikantidak terlihat lagi, artinya penurunan konsentrasi ion Mg +` telah sangat lambat (laju penurunan ion Mg+' hampir mendekati konstan). Apabila zeolit yang digunakan telah jenuh (tidak mampu, lagi menjerap ion mg++ ), jika masih tents digunakan, makasebagian ion mg++ yang telah dijerap oleh zeolit akan terlarut kembali. Akibamyakonsentrasi ion mg+ . dalam air sadah menjadi lebih tinggi. Semakin kecil ukuranzeolit yang digunakan, memberikan laju penurunan ion mg+t yang lebih tinggi. Begitu pula pada operasi RZA yang iehih tinggi, memberikan laju penurunan ion mg' yang lebihtinggi pula.Hasil yang diperoleh aria:ah zeolit aktivasi fisik hingga 10 menit pertamatelah mampu menurunkan konsentrasi mg ++ sebesar 12,98 mg/It (11,41 %), 16,04 mg/It(14,09 %), 25,3 mg/It (22,23 %), dan 29,78 mg/It (26,17 %) dari konsentrasi awal air sadah sebesar 113,8 mg/It, masing-masing menggunakan zeolit aktivasi fisik 3ukuran -10+20 mesh dan -20+30 mesh (disingkat 30F1020 dan 30F2030), 5 % ukuran-10+20 mesh dan -20+30 mesh (disingkat 50F1020 dan 50F2030). Dari keempat zeolitaktivasi tersebut, nilai konsentrasi mg ++ maksimum yang mampu diturunkan olehmasing-masing yaitu sebesar 27,14 mg/It (23,85 %), 32,88 mg/It (28,89 %), 40,37 mg/It(35,47 %), dan 42,53 mg/It (37,37 %). Sedangkan untuk zeolit aktivasi NaOH, hingga sepuluh menit pertama, masing-masing zeolit aktivasi NaOH ini telahmampu menurunkan konsentrasi mg++ sebesar 18,4 mg/It (16,64 %), 25,97 mg/It (23,48%), 31,36 mg/It (28,35 %), dan 36,85 mg/It (33,32 %) dari konsentrasi awal air sadahsebesar 110,6 mg/It. Sementara itu, konsentrasi mg ++ maksimum yang mampuditurunkan oleh masing-masing zeolit aktivasi NaOH tersebut adalah sebesar 32,25mg/It (29,16 %), 52,55 tng/it (17,51 %), 57,77 mg/It (52,23 %), dan 71,32 mgilt (64,48%). Dari hasil di atas terlihat bahwa zeolit 50K2030 memberikan laju penjerapan ionmg++ yang palii'g cepat dan paling tiesar, dengan waktu perendaman50 menit telah mampu menjerap ion mg ++ sebesar 71,32 mg/It (66,72 %).
pH. Kebasaan, keasaman dan keasadahan air
pH adalah ukuran derajat keasaman atau kebasaan zat cair ataularutan. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukungpopulasi hewan dan tumbuhan dalam air. Dalam jangkauan pH itupertumbuhan dan perkembangbiakan hewan dan tumbuhan di airtidak terganggu. Kebasaan air ialah suatu kapasitas air untukdapat menetralkan asam. Hal ini disebabkan adanya asam ataugaram basa yang terdapat dalam air, misalnya NaOH dan Ca (OH)
2. Garam basa yang sering dijumpai adalah karbonat logam-logamnatrium, kalsium,magnesium, dan sebagainya.Kebasaanyang tinggi belum tentumempunyai pH yang tinggi.Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa Keasamanyang tinggi belum tentu pH-nya rendah. Suatu asam 1emah dapatmempunyai keasaman yang tinggi, artinya mempunyai potensiuntuk melepaskan hidrogen yang besar, contohnya asamkarbonat, asam asetat, dan asam organik lainnya.Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion magnesium dan kalsium.Kesadaran tidaklah menguntungkan karena menurunkan teganganpermukaan air. Air yang dianggap bermutu tinggi mempunyaikesadahan yang rendah. Kalsium atau magnesium dapat bereaksidalam air sadah dengan sabun sehingga sabun tidak memberibusa. Kesadahan karena asam hidrogen karbonat (H2CO3)dinamakan kesadahan karbonat atau kesadahan sementarakarena kesahan dapat hilang karena dipanaskan. Kesadahankarena garam sulfat atau klorida disebut kesadahan tetap ataupermanen. Kesadahan yang tinggi belum tentu disebabkan limbahindustri, mungkin karena susunan geologi tanah di sekitar sungai.
www.scribd.com/doc/55404455/Penentuan-Kesadahan-Air - Tembolok
Kamis, 09 Juni 2011
Kamis, 26 Mei 2011
PENULISAN PKM-AI
V. FORMAT DAN STRUKTUR USULAN PKM‐KARYA TULIS
5.1. PKM‐Artikel Ilmiah (PKM‐AI)
5.1.1. PENJELASAN UMUM
Berbeda dengan keempat jenis PKM lain yang melibatkan pelaksanaan kegiatan fisik di
laboratorium ataupun lapangan, PKM‐AI tidak mengenal adanya kegiatan semacam itu.
Jika dalam keempat jenis PKM lain, kelompok mahasiswa mengajukan usulan kegiatan
ke DP2M, maka untuk PKM‐AI kelompok mahasiswa cukup menyampaikan karya tulis
dalam bentuk artikel ilmiah. Karya tersebut ditulis mengacu pada kegiatan yang telah
selesai dilakukan kelompok mahasiswa yang sama. Kelompok penulis yang artikel
ilmiahnya dinilai baik, akan memperoleh insentif dana tunai sebesar Rp 3 juta,‐ dan
artikelnya menjadi bahan publikasi dalam Jurnal Kreativitas Mahasiswa.
PKM‐AI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan
pemikiran dan hasil‐hasil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah
artikel ilmiah sesuai kriteria standar penulisan jurnal ilmiah. Dengan demikian program
ini diharapkan mampu mengantarkan mahasiswa kepada keterampilan atau kemahiran
menulis. Melalui kemahiran tersebut mahasiswa secara runut mampu menguraikan
suatu permasalahan sehingga mendorong perlunya usaha penyelesaian atau pencarian
solusi dengan tujuan tertentu, kaitannya dengan usaha‐usaha yang mungkin telah
dilakukan orang lain. Di samping itu mahasiswa juga mampu memilih teknik dan
landasan metode penyelesaian masalah disertai dengan kemampuan menguraikan
landasan teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, serta ketajaman
pembahasan dan menganalisis hasil yang diperoleh, yang akhirnya bermuara pada
penyimpulan upaya penyelesaian masalah yang telah dilakukan.
Dampak lain yang ingin dicapai melalui program ini ialah adanya diseminasi hasil
kegiatan mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan ilmu dan
teknologi atau manfaat lain bagi masyarakat. Hal ini akan tercapai khususnya apabila
artikel yang dinilai baik dapat diterbitkan dalam salah satu jurnal ilmiah di bidangnya
yang terbit di tanah air. Berkaitan dengan harapan ini, pihak DP2M Ditjen Dikti juga
merencanakan untuk meng‐upload artikel PKM‐AI yang baik untuk diletakkan di situs
web Dikti.
Ada tiga karakter utama PKM‐AI, yaitu: a) tidak ada usulan pembiayaan; b) usulan
berupa artikel ilmiah siap terbit yang mengikuti kelaziman kaidah penulisan suatu jurnal
ilmiah; c) sumber penulisan artikel ilmiah tersebut adalah kegiatan yang telah selesai
dilakukan kelompok mahasiswa penulis artikel. Karakter terakhir ini sekaligus
menunjukkan bahwa sumber penulisan merupakan kegiatan, bukan laporan.
Dalam PKM, kreativitas dan kerja sama tim merupakan dua unsur yang diprioritaskan.
Oleh karena itu, sejak dimulainya implementasi PKM‐I tahun 2006 dan PKM‐AI 2009,
penulisan mahasiswa tunggal dalam rangka Skripsi atau Tugas Akhir tidak
diperkenankan lagi karena tidak adanya unsur kerja sama tim. Batas penyerahan artikel
PKM‐AI di DP2M adalah bulan Maret setiap tahun berjalan. Sebagaimana pembidangan
dalam 4 (empat) PKM lain, PKM‐AI menganut pembagian bidang yang sama.
5.1.2. PERSYARATAN DAN PETUNJUK PENULISAN PKM‐AI
5.1.2.1 Persyaratan Administratif
a) Peserta PKM‐AI adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif mengikuti program
pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai
program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung
pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa berasal dari minimal 2 (dua)
angkatan yang berbeda.
b) Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM‐AI
yang berbeda (lebih dari satu kelompok PKM‐AI). Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa artikel PKM‐AI ditulis dari sumber kegiatan yang telah selesai dan
kemungkinan seorang mahasiswa turut menyelesaikan beberapa kegiatan dalam
kelompok yang berbeda. Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang
terbatas, harapan terjadinya penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya
sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang mahasiswa hanya dibenarkan
mengirimkan sebanyak‐banyaknya 2 (dua) artikel PKM‐AI, satu sebagai ketua, satu
sebagai anggota, atau kedua‐duanya sebagai anggota kelompok.
c) Seorang dosen diperkenankan menjadi pembimbing/pendamping lebih dari satu
kelompok pengusul PKM‐AI, sesuai dengan statusnya saat pembimbingan kegiatan
yang telah selesai dilakukan. Namun, jumlah maksimal yang dibimbing dibatasi 5
kelompok.
d) Naskah diserahkan dalam bentuk hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft copy
dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader (pdf).
Foto dan gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai cadangan)
dalam CD. Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto bisa berasal dari
kamera digital atau hasil digitasi menggunakan scanner. Semua file disimpan dalam
sebuah folder/direktori dengan nama folder/direktori mengikuti aturan penamaan
sebagai berikut :
PKM‐AI‐nn‐NamaPT‐NamaDepanKetua‐Judul_3_Kata_Pertama
dengan nn : tahun anggaran pendanaan kegiatan NamaPT :
Nama singkatan perguruan tinggi yang biasa
digunakan Contoh:
PKM‐AI‐10‐UNIBRAW‐Wahyudi‐Pengaruh Suhu dan Tekanan‐‐‐‐‐
PKM‐AI‐10‐UMS‐Agung‐Ketahanan Masyarakat Terhadap‐‐‐‐‐
Untuk setiap file yang disertakan, usahakan untuk memberi nama yang
menggambarkan isi dari file tersebut.
5.1.2.2.Persyaratan Penulisan
a) Tulisan/naskah bersumber dari karya mandiri mahasiswa pada bidang akademik
seperti Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa
yang membentuk Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam
rangka Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta hasil kegiatan lain seperti PKM‐P,
PKM‐T, PKM‐K, PKM‐M dan Penelitian Inovatif terkait dengan Program IM HERE
atau sejenisnya. Karya tersebut telah dilaksanakan kelompok mahasiswa yang
menuliskannya. Jumlah anggota kelompok 3 s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa
program S1 atau Diploma yang masih aktif.
b) Setiap Artikel harus disertai Surat Pernyataan Sumber Penulisan yang ditanda
tangani oleh ketua kelompok tanpa menggunakan materai dan harus diketahui
oleh Ketua Program Studi.
c) Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan sebelumnya (naskah yang pernah
diterbitkan di suatu jurnal dan naskah yang pernah memenangkan suatu lomba
penulisan ilmiah tidak diperbolehkan diajukan sebagai artikel PKM‐AI).
d) Naskah ditulis menggunakan aplikasi pengolah kata Microsoft Word. Penyerahan
akhir disertai juga dengan format Adobe Acrobat.e) Naskah ditulis minimal 8 (delapan) dan maksimal 10 (sepuluh) halaman termasuk
abstrak, daftar pustaka, dan lampiran. Jumlah halaman yang tidak sesuai dengan
ketentuan tersebut dapat mengurangi penilaian.
f) Bahasa Indonesia yang digunakan harus baku dengan tata bahasa dan ejaan yang
disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang
mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti “tdk”, “tsb”, “yg”, “dgn”,
“sbb”, “dll”.
5.1.2.3. Petunjuk Penulisan/Pengetikan
1. Naskah diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, roman time
style, jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari
batas atas, dan 3 cm dari batas bawah.
2. Cara penulisan Bab dan Sub‐bab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak
ada penomoran Bab dan Sub‐bab. Penulisan bab baru mengikuti bab sebelumnya
dengan jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya (tidak
berganti halaman baru).
3. Judul artikel diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold
(cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi.
4. Judul Bab diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak
tebal) dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris‐bawahi.
5. Judul Sub‐bab ditulis dengan font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri,
huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata‐kata
tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”,
“tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”,
“karena”).
6. Judul Anak Sub‐bab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari
sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali
kata‐kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”,
“untuk”, “tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”,
“karena”).
7. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub‐bab 2,5 spasi, antara Sub‐bab dan kalimat
dibawahnya 2 spasi.
8. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7‐8 karakter
(sekitar 1,25 cm).
9. Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak ditulis menggunakan
font style italic (cetak miring).
10. Nama‐nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul artikel
dengan jarak 1,5 spasi
11. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi
nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan
bawah (i, ii, dan seterusnya).
12. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab
yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas
dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.
13. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya
dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan
angka arab.
14. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran
gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis wah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab.
15. Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik grey‐scale untuk
mengemulasi warna dalam foto atau diagram, dan gunakan pattern/pola untuk
menggantikan warna dalam grafik garis ataupun diagram.
5.1.3. FORMAT dan STRUKTUR PENULISAN
Di luar kriteria format dan struktur yang tercantum dalam Pedoman PKM 2009, penulis
diijinkan mengikuti format dan struktur yang berbeda sepanjang masih mengacu pada
kriteria yang sama sebuah jurnal ilmiah yang memiliki ISSN. Untuk kasus yang demikian,
penulis diwajibkan untuk melampirkan sebuah kopi artikel dari jurnal yang diacu
tersebut sebagai bukti.
WWW.DIKTI.COM
5.1. PKM‐Artikel Ilmiah (PKM‐AI)
5.1.1. PENJELASAN UMUM
Berbeda dengan keempat jenis PKM lain yang melibatkan pelaksanaan kegiatan fisik di
laboratorium ataupun lapangan, PKM‐AI tidak mengenal adanya kegiatan semacam itu.
Jika dalam keempat jenis PKM lain, kelompok mahasiswa mengajukan usulan kegiatan
ke DP2M, maka untuk PKM‐AI kelompok mahasiswa cukup menyampaikan karya tulis
dalam bentuk artikel ilmiah. Karya tersebut ditulis mengacu pada kegiatan yang telah
selesai dilakukan kelompok mahasiswa yang sama. Kelompok penulis yang artikel
ilmiahnya dinilai baik, akan memperoleh insentif dana tunai sebesar Rp 3 juta,‐ dan
artikelnya menjadi bahan publikasi dalam Jurnal Kreativitas Mahasiswa.
PKM‐AI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan
pemikiran dan hasil‐hasil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah
artikel ilmiah sesuai kriteria standar penulisan jurnal ilmiah. Dengan demikian program
ini diharapkan mampu mengantarkan mahasiswa kepada keterampilan atau kemahiran
menulis. Melalui kemahiran tersebut mahasiswa secara runut mampu menguraikan
suatu permasalahan sehingga mendorong perlunya usaha penyelesaian atau pencarian
solusi dengan tujuan tertentu, kaitannya dengan usaha‐usaha yang mungkin telah
dilakukan orang lain. Di samping itu mahasiswa juga mampu memilih teknik dan
landasan metode penyelesaian masalah disertai dengan kemampuan menguraikan
landasan teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, serta ketajaman
pembahasan dan menganalisis hasil yang diperoleh, yang akhirnya bermuara pada
penyimpulan upaya penyelesaian masalah yang telah dilakukan.
Dampak lain yang ingin dicapai melalui program ini ialah adanya diseminasi hasil
kegiatan mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan ilmu dan
teknologi atau manfaat lain bagi masyarakat. Hal ini akan tercapai khususnya apabila
artikel yang dinilai baik dapat diterbitkan dalam salah satu jurnal ilmiah di bidangnya
yang terbit di tanah air. Berkaitan dengan harapan ini, pihak DP2M Ditjen Dikti juga
merencanakan untuk meng‐upload artikel PKM‐AI yang baik untuk diletakkan di situs
web Dikti.
Ada tiga karakter utama PKM‐AI, yaitu: a) tidak ada usulan pembiayaan; b) usulan
berupa artikel ilmiah siap terbit yang mengikuti kelaziman kaidah penulisan suatu jurnal
ilmiah; c) sumber penulisan artikel ilmiah tersebut adalah kegiatan yang telah selesai
dilakukan kelompok mahasiswa penulis artikel. Karakter terakhir ini sekaligus
menunjukkan bahwa sumber penulisan merupakan kegiatan, bukan laporan.
Dalam PKM, kreativitas dan kerja sama tim merupakan dua unsur yang diprioritaskan.
Oleh karena itu, sejak dimulainya implementasi PKM‐I tahun 2006 dan PKM‐AI 2009,
penulisan mahasiswa tunggal dalam rangka Skripsi atau Tugas Akhir tidak
diperkenankan lagi karena tidak adanya unsur kerja sama tim. Batas penyerahan artikel
PKM‐AI di DP2M adalah bulan Maret setiap tahun berjalan. Sebagaimana pembidangan
dalam 4 (empat) PKM lain, PKM‐AI menganut pembagian bidang yang sama.
5.1.2. PERSYARATAN DAN PETUNJUK PENULISAN PKM‐AI
5.1.2.1 Persyaratan Administratif
a) Peserta PKM‐AI adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif mengikuti program
pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai
program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung
pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa berasal dari minimal 2 (dua)
angkatan yang berbeda.
b) Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM‐AI
yang berbeda (lebih dari satu kelompok PKM‐AI). Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa artikel PKM‐AI ditulis dari sumber kegiatan yang telah selesai dan
kemungkinan seorang mahasiswa turut menyelesaikan beberapa kegiatan dalam
kelompok yang berbeda. Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang
terbatas, harapan terjadinya penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya
sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang mahasiswa hanya dibenarkan
mengirimkan sebanyak‐banyaknya 2 (dua) artikel PKM‐AI, satu sebagai ketua, satu
sebagai anggota, atau kedua‐duanya sebagai anggota kelompok.
c) Seorang dosen diperkenankan menjadi pembimbing/pendamping lebih dari satu
kelompok pengusul PKM‐AI, sesuai dengan statusnya saat pembimbingan kegiatan
yang telah selesai dilakukan. Namun, jumlah maksimal yang dibimbing dibatasi 5
kelompok.
d) Naskah diserahkan dalam bentuk hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft copy
dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader (pdf).
Foto dan gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai cadangan)
dalam CD. Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto bisa berasal dari
kamera digital atau hasil digitasi menggunakan scanner. Semua file disimpan dalam
sebuah folder/direktori dengan nama folder/direktori mengikuti aturan penamaan
sebagai berikut :
PKM‐AI‐nn‐NamaPT‐NamaDepanKetua‐Judul_3_Kata_Pertama
dengan nn : tahun anggaran pendanaan kegiatan NamaPT :
Nama singkatan perguruan tinggi yang biasa
digunakan Contoh:
PKM‐AI‐10‐UNIBRAW‐Wahyudi‐Pengaruh Suhu dan Tekanan‐‐‐‐‐
PKM‐AI‐10‐UMS‐Agung‐Ketahanan Masyarakat Terhadap‐‐‐‐‐
Untuk setiap file yang disertakan, usahakan untuk memberi nama yang
menggambarkan isi dari file tersebut.
5.1.2.2.Persyaratan Penulisan
a) Tulisan/naskah bersumber dari karya mandiri mahasiswa pada bidang akademik
seperti Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa
yang membentuk Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam
rangka Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta hasil kegiatan lain seperti PKM‐P,
PKM‐T, PKM‐K, PKM‐M dan Penelitian Inovatif terkait dengan Program IM HERE
atau sejenisnya. Karya tersebut telah dilaksanakan kelompok mahasiswa yang
menuliskannya. Jumlah anggota kelompok 3 s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa
program S1 atau Diploma yang masih aktif.
b) Setiap Artikel harus disertai Surat Pernyataan Sumber Penulisan yang ditanda
tangani oleh ketua kelompok tanpa menggunakan materai dan harus diketahui
oleh Ketua Program Studi.
c) Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan sebelumnya (naskah yang pernah
diterbitkan di suatu jurnal dan naskah yang pernah memenangkan suatu lomba
penulisan ilmiah tidak diperbolehkan diajukan sebagai artikel PKM‐AI).
d) Naskah ditulis menggunakan aplikasi pengolah kata Microsoft Word. Penyerahan
akhir disertai juga dengan format Adobe Acrobat.e) Naskah ditulis minimal 8 (delapan) dan maksimal 10 (sepuluh) halaman termasuk
abstrak, daftar pustaka, dan lampiran. Jumlah halaman yang tidak sesuai dengan
ketentuan tersebut dapat mengurangi penilaian.
f) Bahasa Indonesia yang digunakan harus baku dengan tata bahasa dan ejaan yang
disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang
mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti “tdk”, “tsb”, “yg”, “dgn”,
“sbb”, “dll”.
5.1.2.3. Petunjuk Penulisan/Pengetikan
1. Naskah diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, roman time
style, jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari
batas atas, dan 3 cm dari batas bawah.
2. Cara penulisan Bab dan Sub‐bab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak
ada penomoran Bab dan Sub‐bab. Penulisan bab baru mengikuti bab sebelumnya
dengan jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya (tidak
berganti halaman baru).
3. Judul artikel diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold
(cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi.
4. Judul Bab diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak
tebal) dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris‐bawahi.
5. Judul Sub‐bab ditulis dengan font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri,
huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata‐kata
tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”,
“tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”,
“karena”).
6. Judul Anak Sub‐bab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari
sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali
kata‐kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”,
“untuk”, “tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”,
“karena”).
7. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub‐bab 2,5 spasi, antara Sub‐bab dan kalimat
dibawahnya 2 spasi.
8. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7‐8 karakter
(sekitar 1,25 cm).
9. Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak ditulis menggunakan
font style italic (cetak miring).
10. Nama‐nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul artikel
dengan jarak 1,5 spasi
11. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi
nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan
bawah (i, ii, dan seterusnya).
12. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab
yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas
dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.
13. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya
dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan
angka arab.
14. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran
gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis wah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab.
15. Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik grey‐scale untuk
mengemulasi warna dalam foto atau diagram, dan gunakan pattern/pola untuk
menggantikan warna dalam grafik garis ataupun diagram.
5.1.3. FORMAT dan STRUKTUR PENULISAN
Di luar kriteria format dan struktur yang tercantum dalam Pedoman PKM 2009, penulis
diijinkan mengikuti format dan struktur yang berbeda sepanjang masih mengacu pada
kriteria yang sama sebuah jurnal ilmiah yang memiliki ISSN. Untuk kasus yang demikian,
penulis diwajibkan untuk melampirkan sebuah kopi artikel dari jurnal yang diacu
tersebut sebagai bukti.
WWW.DIKTI.COM
Minggu, 15 Mei 2011
Kamis, 05 Mei 2011
KARATERISTIK KOPI
Kopi adalah minuman yang dicampurkan dengan air panas yang disedia daripada benih panggang, biasanya dipanggil biji kopi, bagi tumbuhan kopi. Disebabkan kandungan kafeinnya, kopi mempunyai kesan perangsang pada manusia. Hari ini, kopi adalah satu daripada minuman paling disukai itu di seluruh dunia.
Kopi adalah pertama diminum dalam abad kesembilan, apabila ia telah ditemui di tanah tinggi Etiopia. Dari situ, ia merebak ke Mesir dan Yemen, dan pada abad ke-15, telah sampai Armenia, Farsi, Turki, dan di utara Afrika. Dari dunia Islam, penyebaran kopi ke Itali, dan seluruh Eropah, dan ke Amerika.
Terdapat dua spesies utama pokok Kopi; Coffea arabica merupakan kopi tradisional, dan dianggap lebih baik. Coffea canephora (robusta) mempunyai kandungan Kafeina yang lebih tinggi dan boleh ditanam dikawasan yang tidak sesuai untuk arabica, mendorong kepada penggunaannya sebagai gantian murah bagi arabica dalam kebanyakan hasil kopi perdagangan. Berbanding Arabica, Robusta cenderung mempunyai rasa pahit dan lebih berasid. Robusta bermutu tinggi digunakan sebagai bahan dalam sesetengah campuran espresso untuk menambah lebih rasa pada kos yang lebih rendah. Di Itali kebanyakan espresso menggunakan Robusta digoreng garing (dark roasted ).
Proses pengorengan adalah penting bagi menghasilkan secawan kopi yang berperisa. Apabila digoreng, biji kopi hijau mengembang menjadi sehing sekali ganda saiz asal, bertukar warna dan kepadatan. Apabila biji kopi menyerap haba, warna bertukar menjadi kuning dan kemudian perang "kayu manis" lembut. Semasa pengorengan minyak kelihatan pada permukaan biji kopi. Biji kopi bertukar menjadi sehingga semakin gelap sehingga pemanasan dihentikan.
Jika dipanaskan sedikit sahaja, biji kopi akan mengekalkan "rasa asal" - rasa yang terhasil pada biji kopi dari keadaan tanah dan cuaca dilokasi ia ditanam. Biji kopi dari kawasan terkemuka seperti Jawa dan Kenya biasanya dipanaskan sedikit sahaja agar ciri-ciri asal kekal dalam rasa. Kaedah pengorengan tempatan bagi bandar Ipoh di Malaysia membabitkan penambahan mentega semasa proses pengorengan, menghasilkan variasi yang dikenali sebagai kopi "putih" Ipoh.
Apabila biji kopi semakin kehitaman menjadi perang gelap, perisa asal biji kopi ditenggelami oleh perisa proses penggorengan itu sendiri. Pada penggorengan garing, "perisa goreng" begitu kuat sehinggakan sukar menentukan asal biji kopi yang digunakan dalam proses tersebut. Biji kopi yang digoreng dijual menurut kadar pengorengan, dari "Gorengan Kayu Manis Ringan (Light Cinnamon Roast)" kepada "Gorengan Vienna (Vienna Roast)" kepada "Gorengan Perancis (French Roast)" dan selanjutnya. Garis pemisah kadar gorengan iaitu tahap "amat garing" dan "hangus" menjadi perdebatan. Tidak seperti yang disangkakan, gorengan garing dan kopi yang lebih kuat rasanya tidak mempunyai lebih (caffeine) berbanding gorengan ringan. Pembekal kopi kebangsaan utama menyesuaikan keluaran mereka untuk memenuhi cita rasa kawasan tertentu dalam negara; sebagai contoh, setin serbuk kopi yang dibeli di Tenggara atau Timur Laut Amerika Syarikat akan mengandungi gorengan lebih garing berbanding pembungkusan yang serupa yang terdapat di tengah Amerika Syarikat.
Pada abad ke 19, kopi biasanya dibeli dalam bentuk biji kopi dan digoreng dalam kuali goreng. Pengorengan bentuk ini memerlukan kemahiran untuk dilakukan dengan baik, dan ditinggalkan apabila serbuk kopi siap digoreng kedap vakum berjaya dihasilkan. Malangnya, disebabkan kopi menghasilkan CO2 selama beberapa hari selepas digoreng, ia perlu dibiarkan lemau sebelum boleh dikedap vakum. Disebabkan ini dua teknologi telah digunakan kini: Illy telah menggunakan tin tekanan dan kebanyakan bungkusan biji kopi digoreng disimpan dalam bungkusan dengan injap bebas tekanan. Masa kini, pengorengan dirumah menjadi popular kembali.
Pengoreng drum berkomputer tersedia yang memudahkan pengorengan di rumah, dan sesetengah orang hanya menggoreng biji kopi menggunakan oven atau pembuat bertih jagung (popcorn). Setelah digoreng, kopi kehilangan rasa dengan cepat, walaupun dengan disimpan dalam bekas kedap oksigen untuk melambatkan proses pengoksidaan. Walaupun sesetengah cenderung menunggu sehingga 24 jam selepas menggoreng untuk menghasilkan cawan pertama, kesemua mereka bersetuju bahawa ia kehilangan perisa dan kepahitannya selepas seminggu digoreng, walaupun di bawah keadaan yang sempurna.
Empat faktor harus diperhitungkan saat menikmati secangkir kopi. They refer to its main characteristics: Mereka mengacu pada karakteristik utama:
Keasaman:
Acidity is related to the dryness caused by coffee on the edges of the tongue and the back part of the palate. Keasaman ini terkait dengan kekeringan yang disebabkan oleh kopi di tepi lidah dan bagian belakang langit-langit. Without sufficient acidity, the coffee is frequently flat. Tanpa keasaman cukup, kopi sering datar.
Aroma: Aroma:
To feel the aroma of coffee, we first inhale the vapor that rises from the cup. Untuk merasakan aroma kopi, pertama-tama kita menghirup uap yang naik dari cangkir. Just like a wine taster, a good coffee drinker, inhales the aroma before allowing his lips to touch the coffee. Sama seperti pencicip anggur, peminum kopi yang baik, menghirup aroma sebelum mengizinkan bibirnya menyentuh kopi.
Body: Body:
This factor is related to the oils and substances extracted from the beans in the course of their processing and refers to the feeling the coffee leaves in the mouth, its viscosity, weight, and thickness. Faktor ini berkaitan dengan minyak dan zat diekstrak dari kacang dalam proses pengolahan dan mengacu pada rasa kopi daun di dalam mulut, viskositas, berat, dan ketebalan. Coffee should not be too liquid. Kopi tidak boleh terlalu cair. It should possess a certain body for not running quickly and escaping the surface of the tongue, leaving it velvety. Ini harus memiliki tubuh tertentu untuk tidak berjalan cepat dan melarikan diri permukaan lidah, meninggalkannya beludru. Only then is it possible to fully appreciate the taste of the beverage. Hanya kemudian adalah mungkin untuk sepenuhnya menghargai rasa minuman.
Taste: Rasanya:
The relation between acidity, aroma, and body gives coffee its taste: caramel, chocolaty, fragrant, fruity, ripe, sweet, almondy, delicate, piquant, etc. Hubungan antara keasaman, aroma, dan tubuh memberikan rasa kopi nya: karamel, chocolaty, harum, buah, matang, manis, almondy, halus, agak pedas tapi enak, dll
Kopi adalah pertama diminum dalam abad kesembilan, apabila ia telah ditemui di tanah tinggi Etiopia. Dari situ, ia merebak ke Mesir dan Yemen, dan pada abad ke-15, telah sampai Armenia, Farsi, Turki, dan di utara Afrika. Dari dunia Islam, penyebaran kopi ke Itali, dan seluruh Eropah, dan ke Amerika.
Terdapat dua spesies utama pokok Kopi; Coffea arabica merupakan kopi tradisional, dan dianggap lebih baik. Coffea canephora (robusta) mempunyai kandungan Kafeina yang lebih tinggi dan boleh ditanam dikawasan yang tidak sesuai untuk arabica, mendorong kepada penggunaannya sebagai gantian murah bagi arabica dalam kebanyakan hasil kopi perdagangan. Berbanding Arabica, Robusta cenderung mempunyai rasa pahit dan lebih berasid. Robusta bermutu tinggi digunakan sebagai bahan dalam sesetengah campuran espresso untuk menambah lebih rasa pada kos yang lebih rendah. Di Itali kebanyakan espresso menggunakan Robusta digoreng garing (dark roasted ).
Proses pengorengan adalah penting bagi menghasilkan secawan kopi yang berperisa. Apabila digoreng, biji kopi hijau mengembang menjadi sehing sekali ganda saiz asal, bertukar warna dan kepadatan. Apabila biji kopi menyerap haba, warna bertukar menjadi kuning dan kemudian perang "kayu manis" lembut. Semasa pengorengan minyak kelihatan pada permukaan biji kopi. Biji kopi bertukar menjadi sehingga semakin gelap sehingga pemanasan dihentikan.
Jika dipanaskan sedikit sahaja, biji kopi akan mengekalkan "rasa asal" - rasa yang terhasil pada biji kopi dari keadaan tanah dan cuaca dilokasi ia ditanam. Biji kopi dari kawasan terkemuka seperti Jawa dan Kenya biasanya dipanaskan sedikit sahaja agar ciri-ciri asal kekal dalam rasa. Kaedah pengorengan tempatan bagi bandar Ipoh di Malaysia membabitkan penambahan mentega semasa proses pengorengan, menghasilkan variasi yang dikenali sebagai kopi "putih" Ipoh.
Apabila biji kopi semakin kehitaman menjadi perang gelap, perisa asal biji kopi ditenggelami oleh perisa proses penggorengan itu sendiri. Pada penggorengan garing, "perisa goreng" begitu kuat sehinggakan sukar menentukan asal biji kopi yang digunakan dalam proses tersebut. Biji kopi yang digoreng dijual menurut kadar pengorengan, dari "Gorengan Kayu Manis Ringan (Light Cinnamon Roast)" kepada "Gorengan Vienna (Vienna Roast)" kepada "Gorengan Perancis (French Roast)" dan selanjutnya. Garis pemisah kadar gorengan iaitu tahap "amat garing" dan "hangus" menjadi perdebatan. Tidak seperti yang disangkakan, gorengan garing dan kopi yang lebih kuat rasanya tidak mempunyai lebih (caffeine) berbanding gorengan ringan. Pembekal kopi kebangsaan utama menyesuaikan keluaran mereka untuk memenuhi cita rasa kawasan tertentu dalam negara; sebagai contoh, setin serbuk kopi yang dibeli di Tenggara atau Timur Laut Amerika Syarikat akan mengandungi gorengan lebih garing berbanding pembungkusan yang serupa yang terdapat di tengah Amerika Syarikat.
Pada abad ke 19, kopi biasanya dibeli dalam bentuk biji kopi dan digoreng dalam kuali goreng. Pengorengan bentuk ini memerlukan kemahiran untuk dilakukan dengan baik, dan ditinggalkan apabila serbuk kopi siap digoreng kedap vakum berjaya dihasilkan. Malangnya, disebabkan kopi menghasilkan CO2 selama beberapa hari selepas digoreng, ia perlu dibiarkan lemau sebelum boleh dikedap vakum. Disebabkan ini dua teknologi telah digunakan kini: Illy telah menggunakan tin tekanan dan kebanyakan bungkusan biji kopi digoreng disimpan dalam bungkusan dengan injap bebas tekanan. Masa kini, pengorengan dirumah menjadi popular kembali.
Pengoreng drum berkomputer tersedia yang memudahkan pengorengan di rumah, dan sesetengah orang hanya menggoreng biji kopi menggunakan oven atau pembuat bertih jagung (popcorn). Setelah digoreng, kopi kehilangan rasa dengan cepat, walaupun dengan disimpan dalam bekas kedap oksigen untuk melambatkan proses pengoksidaan. Walaupun sesetengah cenderung menunggu sehingga 24 jam selepas menggoreng untuk menghasilkan cawan pertama, kesemua mereka bersetuju bahawa ia kehilangan perisa dan kepahitannya selepas seminggu digoreng, walaupun di bawah keadaan yang sempurna.
Empat faktor harus diperhitungkan saat menikmati secangkir kopi. They refer to its main characteristics: Mereka mengacu pada karakteristik utama:
Keasaman:
Acidity is related to the dryness caused by coffee on the edges of the tongue and the back part of the palate. Keasaman ini terkait dengan kekeringan yang disebabkan oleh kopi di tepi lidah dan bagian belakang langit-langit. Without sufficient acidity, the coffee is frequently flat. Tanpa keasaman cukup, kopi sering datar.
Aroma: Aroma:
To feel the aroma of coffee, we first inhale the vapor that rises from the cup. Untuk merasakan aroma kopi, pertama-tama kita menghirup uap yang naik dari cangkir. Just like a wine taster, a good coffee drinker, inhales the aroma before allowing his lips to touch the coffee. Sama seperti pencicip anggur, peminum kopi yang baik, menghirup aroma sebelum mengizinkan bibirnya menyentuh kopi.
Body: Body:
This factor is related to the oils and substances extracted from the beans in the course of their processing and refers to the feeling the coffee leaves in the mouth, its viscosity, weight, and thickness. Faktor ini berkaitan dengan minyak dan zat diekstrak dari kacang dalam proses pengolahan dan mengacu pada rasa kopi daun di dalam mulut, viskositas, berat, dan ketebalan. Coffee should not be too liquid. Kopi tidak boleh terlalu cair. It should possess a certain body for not running quickly and escaping the surface of the tongue, leaving it velvety. Ini harus memiliki tubuh tertentu untuk tidak berjalan cepat dan melarikan diri permukaan lidah, meninggalkannya beludru. Only then is it possible to fully appreciate the taste of the beverage. Hanya kemudian adalah mungkin untuk sepenuhnya menghargai rasa minuman.
Taste: Rasanya:
The relation between acidity, aroma, and body gives coffee its taste: caramel, chocolaty, fragrant, fruity, ripe, sweet, almondy, delicate, piquant, etc. Hubungan antara keasaman, aroma, dan tubuh memberikan rasa kopi nya: karamel, chocolaty, harum, buah, matang, manis, almondy, halus, agak pedas tapi enak, dll
Sabtu, 30 April 2011
keamanan pangam
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali.
Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. Dalam modul ini akan dibahas berbagai aturan yang melingkupi aspek keamanan pangan, analisis bahaya keamanan pangan dan berbagai peluang untuk menguranginya.
Foodborne Diseases
Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis.
Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan. WHO mendefinisikannya sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.
Foodborne disease baik yang disebabkan oleh mikroba maupun penyebab lain di negara berkembang sangat bervariasi. Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksin fauna, terutama marine fauna. Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat bervariasi tergantung penyebabnya.
Patogen utama dalam pangan adalah Salmonella sp, Staphylococcus aureus serta toksin yang diproduksinya, Bacillus cereus, serta Clostridium perfringens. Di samping itu muncul jenis patogen yang semakin popular seperti Campylobacter sp, Helicobacter sp, Vibrio urinificus, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolitica, sedang lainnya secara rutin tidak dimonitor dan dievaluasi. Jenis patogen tertentu seperti kolera thypoid biasanya dianalisa dan diisolasi oleh laboratorium kedokteran.
Patogen yang dianggap memiliki penyebaran yang luas adalah yang menyebabkan penyakit salmonellosis, cholera, penyakit parasitik, enteroviruses. Sedangkan yang memiliki penyebaran sedang adalah toksin ganggang, dan yang memiliki penyebaran terbatas adalah S.aureus, B.cereus, C. perfringens, dan Botulism.
Pengendalian Kontaminasi Pangan
Sebagian besar pemerintah berbagai negara di dunia menggunakan deretan usaha atau langkah pengendalian kontaminan pangan melalui inspeksi, registrasi, analisa produk akhir, untuk menentukan apakah suatu perusahaan pangan memproduksi produk pangan yang aman.
Masalah utama yang dihadapi adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi dalam melakukan pengendalian. Salah satu sistem baru bagi penjaminan (assuring) keamanan pangan disampaikan tahun 1971 dalam suatu National Conference on Food Protection dengan judul “The Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) System”.
HACCP adalah suatu sistem yang dianggap rasional dan efektif dalam penjaminan keamanan pangan dari sejak dipanen sampai dikonsumsi. HACCP adalah suatu sistem yang mampu mengidentifikasi hazard (ancaman) yang spesifik seperti misalnya, biologi, kimia, serta sifat fisik yang merugikan yang dapat berpengaruh terhadap keamanan pangan dan dilengkapi dengan langkah-langkah pencegahan untuk mengendalikan ancaman (hazard) tersebut.
hartoko.wordpress.com/.../pengetahuan-bahan-pangan-hewani/
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali.
Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. Dalam modul ini akan dibahas berbagai aturan yang melingkupi aspek keamanan pangan, analisis bahaya keamanan pangan dan berbagai peluang untuk menguranginya.
Foodborne Diseases
Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis.
Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan. WHO mendefinisikannya sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.
Foodborne disease baik yang disebabkan oleh mikroba maupun penyebab lain di negara berkembang sangat bervariasi. Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksin fauna, terutama marine fauna. Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat bervariasi tergantung penyebabnya.
Patogen utama dalam pangan adalah Salmonella sp, Staphylococcus aureus serta toksin yang diproduksinya, Bacillus cereus, serta Clostridium perfringens. Di samping itu muncul jenis patogen yang semakin popular seperti Campylobacter sp, Helicobacter sp, Vibrio urinificus, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolitica, sedang lainnya secara rutin tidak dimonitor dan dievaluasi. Jenis patogen tertentu seperti kolera thypoid biasanya dianalisa dan diisolasi oleh laboratorium kedokteran.
Patogen yang dianggap memiliki penyebaran yang luas adalah yang menyebabkan penyakit salmonellosis, cholera, penyakit parasitik, enteroviruses. Sedangkan yang memiliki penyebaran sedang adalah toksin ganggang, dan yang memiliki penyebaran terbatas adalah S.aureus, B.cereus, C. perfringens, dan Botulism.
Pengendalian Kontaminasi Pangan
Sebagian besar pemerintah berbagai negara di dunia menggunakan deretan usaha atau langkah pengendalian kontaminan pangan melalui inspeksi, registrasi, analisa produk akhir, untuk menentukan apakah suatu perusahaan pangan memproduksi produk pangan yang aman.
Masalah utama yang dihadapi adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi dalam melakukan pengendalian. Salah satu sistem baru bagi penjaminan (assuring) keamanan pangan disampaikan tahun 1971 dalam suatu National Conference on Food Protection dengan judul “The Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) System”.
HACCP adalah suatu sistem yang dianggap rasional dan efektif dalam penjaminan keamanan pangan dari sejak dipanen sampai dikonsumsi. HACCP adalah suatu sistem yang mampu mengidentifikasi hazard (ancaman) yang spesifik seperti misalnya, biologi, kimia, serta sifat fisik yang merugikan yang dapat berpengaruh terhadap keamanan pangan dan dilengkapi dengan langkah-langkah pencegahan untuk mengendalikan ancaman (hazard) tersebut.
hartoko.wordpress.com/.../pengetahuan-bahan-pangan-hewani/
Cara Menghindari Bahaya Microbiologis dan Kimia
Bahaya Mikrobiologis
Pengetahuan higiene dan sanitasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menyiapkan pangan yang higienis, aman, dan bebas dari penyakit. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit yang berkaitan dengan pangan yang terkontaminasi merupakan salah satu dari masalah kesehatan negara berkembang. WHO memberikan sepuluh petunjuk untuk menyiapkan pangan yang aman, yaitu :
1. Demi keamanan, pilihlah pangan yang telah diolah
Pada umumnya pangan lebih baik dimakan dalam keadaan mentah terutama buah-buahan dan syur-sayuran, tetapi ada juga yang lebih baik dimakan setelah diolah atau dimasak terlebih dahulu. Perlu diingat bahwa pengolahan pangan ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan juga agar pangan dapat lebih tahan lama.
2. Masaklah pangan dengan sebaik-baiknya
Beberapa pangan mentah, terutama ayam, daging dan susu yang tidak dipasteurisasi seringkali terkontaminasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. Dengan memasak sebaik-baiknya, yaitu seluruh bagian pangan mentah yang dimasak tersebut harus mencapai suhu paling rendah 70°C, maka bakteri patogen akan mati.
3. Pangan yang telah dimasak hendaknya segera dimakan
Jika pangan yang telah dimasak dibiarkan di tempat terbuka, maka bakteri akan berkembang biak, makin lama dibiarkan, makin besar risiko yang diperoleh. Agar aman, makanlah segera pangan yang telah dimasak setelah panasnya hilang.
4. Pangan matang supaya disimpan dengan hati-hati
Jika Anda harus menyiapkan pangan lebih awal atau ingin menyimpan pangan yang tersisa, sebaiknya disimpan pada suhu tinggi (sekitar atau di atas 60°C) atau pada suhu rendah (sekitar atau di bawah 10°C). Petunjuk ini penting jika Anda menyimpan pangan lebih dari empat atau lima jam. Makanan bayi sebaiknya langsung digunakan jangan sampai disimpan. Kesalahan umum yang biasa dilakukan yang dapat menyebabkan penyakit akibat pangan yang tidak diperkirakan sebelumnya adalah menyimpan makanan hangat dalam jumlah besar di lemari es. Dalam lemari es yang isinya berlimpah, makanan matang tidak dapat menjadi dingin seluruhnya secepat yang dikehendaki. Jika bagian tengah makanan tetap hangat (suhu di atas 10°C) dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka mikroba akan tumbuh dan dengan cepat berkembang biak mencapai jumlah yang dapat menimbulkan penyakit.
5. Panaskan kembali makanan matang dengan seksama
Inilah cara terbaik untuk menghindari bakteri yang mungkin telah sempat berkembang biak selama penyimpanan (meskipun penyimpanan sempurna menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi tidak mematikannya).
6. Hindari bercampurnya pangan mentah dengan pangan matang
Pangan matang dapat terkontaminasi bila bersentuhan dengan pangan mentah. Kontaminasi silang ini dapat terjadi melalui kontak langsung sewaktu ayam mentah ditaruh berdekatan dengan daging matang. Dapat pula hal ini terjadi secara tidak langsung. Misalnya, menggunakan pisau dan talenan bekas memotong daging ayam mentah untuk memotong daging matang. Jika ini dilakukan, akan menimbulkan risiko tumbuhnya bakteri dan akibatnya penyakit telah ada sebelum dimasak.
7. Cucilah tangan berulang-ulang
Cucilah tangan Anda selalu sebelum mulai menyiapkan pangan dan setiap kali setelah melakukan pekerjaan lainnya ketika sedang menyiapkan makanan. Setelah selesai menyiapkan bahan pangan seperti ikan, daging atau ayam, cucilah tangan Anda kembali sebelum mulai menangani pangan lainnya. Jika tangan Anda luka, jangan lupa dibalut atau ditutup sebelum menyiapkan makanan. Perlu diingat pula, bahwa hewan piaraan seperti anjing, burung dan terutama kucing seringkali merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit yang dapat berpindah ke makanan melalui tangan Anda.
8. Jagalah agar seluruh permukaan perlengkapan atau peralatan dapur dalam keadaan bersih
9. Makanan sangat mudah terkontaminasi bakteri, maka setiap permukaan peralatan yang digunakan untuk menyiapkan pangan harus selalu dijaga agar tetap bersih. Serbet yang digunakan untuk membersihkan piring, sendok dan perlengkapan dapur lainnya harus diganti dengan yang bersih sesering mungkin, dan direbus serta dicuci sebelum digunakan kembali. Kain pel untuk membersihkan lantai juga perlu sering dicuci
10. Lindungi makanan terhadap serangga, tikus, dan hewan lainnya
11. Binatang sering membawa bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit melalui pangan. Menyimpan makanan dalam wadah tertutup rapat merupakan cara perlindungan terbaik.
12. Gunakanlah air bersih
13. Air bersih yang digunakan untuk menyiapkan makanan sama pentingnya sebagaimana air minum. Jika Anda menggunakan air dari sumber yang diragukan, rebuslah dahulu air tersebut sebelum ditambahkan pada makanan matang atau untuk membuat es. Lebih berhati-hati dalam menggunakan air terutama untuk menyiapkan makanan bayi.
Bahaya Kimia
Pencegahan yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi timbulnya penyakit akibat pangan oleh bahan kimia, yaitu:
§ Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi.
§ Menggunakan pestisida seperlunya dan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertulis pada wadahnya. Selain itu juga menggunakan pestisida berwarna, misalnya berwarna biru sehingga mudah diketahui jika tertukar dengan bahan lain.
§ Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan agar badan dan tangan tidak terkena pestisida, jangan menyemprot pestisida menentang arah angin dan wadah bekas pestisida harus segera ditimbun dalam tanah yang jauh dari sumber air.
§ Pembuangan limbah industri harus diatur sehingga tidak mencemari sumber air bersih.
§ Tidak menggunakan alat masak atau wadah yang dilapisi logam berat (tembaga, seng, antimon, kadmium).
§ Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih sebelum diolah atau dimakan.
Pengetahuan higiene dan sanitasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menyiapkan pangan yang higienis, aman, dan bebas dari penyakit. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit yang berkaitan dengan pangan yang terkontaminasi merupakan salah satu dari masalah kesehatan negara berkembang. WHO memberikan sepuluh petunjuk untuk menyiapkan pangan yang aman, yaitu :
1. Demi keamanan, pilihlah pangan yang telah diolah
Pada umumnya pangan lebih baik dimakan dalam keadaan mentah terutama buah-buahan dan syur-sayuran, tetapi ada juga yang lebih baik dimakan setelah diolah atau dimasak terlebih dahulu. Perlu diingat bahwa pengolahan pangan ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan juga agar pangan dapat lebih tahan lama.
2. Masaklah pangan dengan sebaik-baiknya
Beberapa pangan mentah, terutama ayam, daging dan susu yang tidak dipasteurisasi seringkali terkontaminasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. Dengan memasak sebaik-baiknya, yaitu seluruh bagian pangan mentah yang dimasak tersebut harus mencapai suhu paling rendah 70°C, maka bakteri patogen akan mati.
3. Pangan yang telah dimasak hendaknya segera dimakan
Jika pangan yang telah dimasak dibiarkan di tempat terbuka, maka bakteri akan berkembang biak, makin lama dibiarkan, makin besar risiko yang diperoleh. Agar aman, makanlah segera pangan yang telah dimasak setelah panasnya hilang.
4. Pangan matang supaya disimpan dengan hati-hati
Jika Anda harus menyiapkan pangan lebih awal atau ingin menyimpan pangan yang tersisa, sebaiknya disimpan pada suhu tinggi (sekitar atau di atas 60°C) atau pada suhu rendah (sekitar atau di bawah 10°C). Petunjuk ini penting jika Anda menyimpan pangan lebih dari empat atau lima jam. Makanan bayi sebaiknya langsung digunakan jangan sampai disimpan. Kesalahan umum yang biasa dilakukan yang dapat menyebabkan penyakit akibat pangan yang tidak diperkirakan sebelumnya adalah menyimpan makanan hangat dalam jumlah besar di lemari es. Dalam lemari es yang isinya berlimpah, makanan matang tidak dapat menjadi dingin seluruhnya secepat yang dikehendaki. Jika bagian tengah makanan tetap hangat (suhu di atas 10°C) dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka mikroba akan tumbuh dan dengan cepat berkembang biak mencapai jumlah yang dapat menimbulkan penyakit.
5. Panaskan kembali makanan matang dengan seksama
Inilah cara terbaik untuk menghindari bakteri yang mungkin telah sempat berkembang biak selama penyimpanan (meskipun penyimpanan sempurna menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi tidak mematikannya).
6. Hindari bercampurnya pangan mentah dengan pangan matang
Pangan matang dapat terkontaminasi bila bersentuhan dengan pangan mentah. Kontaminasi silang ini dapat terjadi melalui kontak langsung sewaktu ayam mentah ditaruh berdekatan dengan daging matang. Dapat pula hal ini terjadi secara tidak langsung. Misalnya, menggunakan pisau dan talenan bekas memotong daging ayam mentah untuk memotong daging matang. Jika ini dilakukan, akan menimbulkan risiko tumbuhnya bakteri dan akibatnya penyakit telah ada sebelum dimasak.
7. Cucilah tangan berulang-ulang
Cucilah tangan Anda selalu sebelum mulai menyiapkan pangan dan setiap kali setelah melakukan pekerjaan lainnya ketika sedang menyiapkan makanan. Setelah selesai menyiapkan bahan pangan seperti ikan, daging atau ayam, cucilah tangan Anda kembali sebelum mulai menangani pangan lainnya. Jika tangan Anda luka, jangan lupa dibalut atau ditutup sebelum menyiapkan makanan. Perlu diingat pula, bahwa hewan piaraan seperti anjing, burung dan terutama kucing seringkali merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit yang dapat berpindah ke makanan melalui tangan Anda.
8. Jagalah agar seluruh permukaan perlengkapan atau peralatan dapur dalam keadaan bersih
9. Makanan sangat mudah terkontaminasi bakteri, maka setiap permukaan peralatan yang digunakan untuk menyiapkan pangan harus selalu dijaga agar tetap bersih. Serbet yang digunakan untuk membersihkan piring, sendok dan perlengkapan dapur lainnya harus diganti dengan yang bersih sesering mungkin, dan direbus serta dicuci sebelum digunakan kembali. Kain pel untuk membersihkan lantai juga perlu sering dicuci
10. Lindungi makanan terhadap serangga, tikus, dan hewan lainnya
11. Binatang sering membawa bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit melalui pangan. Menyimpan makanan dalam wadah tertutup rapat merupakan cara perlindungan terbaik.
12. Gunakanlah air bersih
13. Air bersih yang digunakan untuk menyiapkan makanan sama pentingnya sebagaimana air minum. Jika Anda menggunakan air dari sumber yang diragukan, rebuslah dahulu air tersebut sebelum ditambahkan pada makanan matang atau untuk membuat es. Lebih berhati-hati dalam menggunakan air terutama untuk menyiapkan makanan bayi.
Bahaya Kimia
Pencegahan yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi timbulnya penyakit akibat pangan oleh bahan kimia, yaitu:
§ Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi.
§ Menggunakan pestisida seperlunya dan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertulis pada wadahnya. Selain itu juga menggunakan pestisida berwarna, misalnya berwarna biru sehingga mudah diketahui jika tertukar dengan bahan lain.
§ Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan agar badan dan tangan tidak terkena pestisida, jangan menyemprot pestisida menentang arah angin dan wadah bekas pestisida harus segera ditimbun dalam tanah yang jauh dari sumber air.
§ Pembuangan limbah industri harus diatur sehingga tidak mencemari sumber air bersih.
§ Tidak menggunakan alat masak atau wadah yang dilapisi logam berat (tembaga, seng, antimon, kadmium).
§ Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih sebelum diolah atau dimakan.
Kamis, 28 April 2011
higiene dan sanitasi makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Higiene dan Sanitasi
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
food_in_ring
Keadaan bahan makanan
Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin. (lebih lengkap, klik disini)
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).
Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C. (lebih lengkap, klik disini)
Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C. (lebih lengkap, klik disini)
Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya. (lebih lengkap, klik disini)
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Higiene dan Sanitasi
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
food_in_ring
Keadaan bahan makanan
Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin. (lebih lengkap, klik disini)
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).
Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C. (lebih lengkap, klik disini)
Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C. (lebih lengkap, klik disini)
Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya. (lebih lengkap, klik disini)
Langkah Tepat Atasi Keracunan Makanan
SI kecil pernah muntah-muntah karena keracunan makanan? Duh, jangan sampai terjadi ya Moms! Pertolongan pertama sudah pasti harus dilakukan dengan tepat agar akibatnya tidak fatal. Lantas seperti apa gejala dan pertolongan patut dilakukan?
Gejala Keracunan
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh lebih rentan. Berkisar dua jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akan cepat terlihat. Gejalanya antara lain:
1. Kram perut
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
5. Rasa lemas dan mengigil
6. Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari.
Tapi hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
Tindakan Pertama
- Periksa suhu tubuhnya, jika muntah-muntah dan sering BAB.
- Periksa tinjanya, apakah ada lendir atau darah.
- Baringkan si kecil, jangan beri makanan yang harus dikunyah.
- Segera beri pertolongan saat gejala dehidrasi berkembang seperti pusing, kebingungan, muntah-muntah dan BAB. Diare dan muntah adalah salah satu ancaman serius saat keracunan makanan.
- Sebagai gantinya berikan oralit sedikit demi sedikit.
- Jika tidak tersedia oralit, berikan air yang dicampur dengan garam dan gula.
- Minum cairan setiap jam dan jika Anda tidak bisa menanganinya, segera ke dokter.
- Sebaiknya jangan menggunakan obat untuk menghentikan diare, karena ini adalah cara tubuh untuk menghilangkan toksin atau bakteri yang menyebabkan keracunan
- Hindari makanan berlemak dan susu untuk menghindari gejala yang semakin buruk.
- Tetap minum cairan untuk mencegah dehidrasi dan mengganti elektrolit seperti air kelapa, ini sangat membantu akibat banyak kehilangan cairan.
- Hindari minuman mengandung kafein.
- Jika menolak minum cairan apapun, coba berikan melon sambil dihisap-hisap.
Kapan ke dokter?
# Jika si kecil masih muntah dan diare sedangkan asupan cairan tidak maksimal.
# Bila si kecil masih mau dan bisa minum, namun kondisinya belum menunjukan tanda-tanda yang mengarah lebih baik dalam waktu 12 jam.
# Jika dokter tidak bisa segera menanganinya, segera bawa si kecil ke UGD rumah sakit terdekat.
Teliti Pada Makanan Kaleng
Praktis! Itulah alasan utama yang sering terlontar untuk mengonsumsi makanan kaleng. Tapi tahukah Moms kalau makanan kaleng berisiko timbulkan keracunan yang disebabkan Clostridium botulinum. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak.
Inilah kerusakan-kerusakan yang perlu diwaspadai pada makanan kaleng:
1. Flat Sour
Permukaan kaleng tetap datar dan tidak rusak sedikit pun, tapi isi di dalam kaleng sudah rusak dan berbau asam yang menusuk. Kerusakan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak hancur selama proses sterilisasi.
2. Flipper
Kaleng terlihat normal tanpa kerusakan, tapi bila salah satu ujung kaleng ditekan, maka ujung lainnya akan cembung.
3. Springer
Salah satu ujung kaleng tampak rata dan normal, sedangkan ujung lainnya tampak cembung permanen. Bila bagian yang cembung ini ditekan, maka bagian ujung yang masih rata akan tampak cembung.
4. Swell
Kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat adanya bakteri pembentuk gas. Swell (cembung) dibedakan menjadi soft swell yang lunak dan masih bisa ditekan sedikit dengan jari, serta hard swell yang keras dan tidak bisa ditekan ke dalam.
(okezon.com)
Gejala Keracunan
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh lebih rentan. Berkisar dua jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akan cepat terlihat. Gejalanya antara lain:
1. Kram perut
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
5. Rasa lemas dan mengigil
6. Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari.
Tapi hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
Tindakan Pertama
- Periksa suhu tubuhnya, jika muntah-muntah dan sering BAB.
- Periksa tinjanya, apakah ada lendir atau darah.
- Baringkan si kecil, jangan beri makanan yang harus dikunyah.
- Segera beri pertolongan saat gejala dehidrasi berkembang seperti pusing, kebingungan, muntah-muntah dan BAB. Diare dan muntah adalah salah satu ancaman serius saat keracunan makanan.
- Sebagai gantinya berikan oralit sedikit demi sedikit.
- Jika tidak tersedia oralit, berikan air yang dicampur dengan garam dan gula.
- Minum cairan setiap jam dan jika Anda tidak bisa menanganinya, segera ke dokter.
- Sebaiknya jangan menggunakan obat untuk menghentikan diare, karena ini adalah cara tubuh untuk menghilangkan toksin atau bakteri yang menyebabkan keracunan
- Hindari makanan berlemak dan susu untuk menghindari gejala yang semakin buruk.
- Tetap minum cairan untuk mencegah dehidrasi dan mengganti elektrolit seperti air kelapa, ini sangat membantu akibat banyak kehilangan cairan.
- Hindari minuman mengandung kafein.
- Jika menolak minum cairan apapun, coba berikan melon sambil dihisap-hisap.
Kapan ke dokter?
# Jika si kecil masih muntah dan diare sedangkan asupan cairan tidak maksimal.
# Bila si kecil masih mau dan bisa minum, namun kondisinya belum menunjukan tanda-tanda yang mengarah lebih baik dalam waktu 12 jam.
# Jika dokter tidak bisa segera menanganinya, segera bawa si kecil ke UGD rumah sakit terdekat.
Teliti Pada Makanan Kaleng
Praktis! Itulah alasan utama yang sering terlontar untuk mengonsumsi makanan kaleng. Tapi tahukah Moms kalau makanan kaleng berisiko timbulkan keracunan yang disebabkan Clostridium botulinum. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak.
Inilah kerusakan-kerusakan yang perlu diwaspadai pada makanan kaleng:
1. Flat Sour
Permukaan kaleng tetap datar dan tidak rusak sedikit pun, tapi isi di dalam kaleng sudah rusak dan berbau asam yang menusuk. Kerusakan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak hancur selama proses sterilisasi.
2. Flipper
Kaleng terlihat normal tanpa kerusakan, tapi bila salah satu ujung kaleng ditekan, maka ujung lainnya akan cembung.
3. Springer
Salah satu ujung kaleng tampak rata dan normal, sedangkan ujung lainnya tampak cembung permanen. Bila bagian yang cembung ini ditekan, maka bagian ujung yang masih rata akan tampak cembung.
4. Swell
Kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat adanya bakteri pembentuk gas. Swell (cembung) dibedakan menjadi soft swell yang lunak dan masih bisa ditekan sedikit dengan jari, serta hard swell yang keras dan tidak bisa ditekan ke dalam.
(okezon.com)
kebaikan kulit pisang
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %.
Kabar terbaru tentang manfaat buah pisang ini datang dari peneliti Taiwan yang mengatakan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata.
Berdasarkan penelitian para peneliti dari Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, diketahui bahwa selain kaya akan vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.
Dalam studi klinis yang dilakukan, para peneliti membandingkan efek ekstrak kulit pisang bagi retina mata pada dua kelompok. Pertama adalah kelompok kontrol dan kelompok kedua adalah responden yang diberi ekstrak kulit pisang dan mereka dipapari cahaya selama enam jam dalam dua hari. Hasilnya, mereka yang tidak mendapat ekstrak kulit pisang sel retinanya menjadi mati, sedangkan kelompok lainnya retinanya tidak mengalami kerusakan.
Sementara itu untuk mengatasi depresi, para peneliti menyarankan untuk meminum air rebusan kulit pisang atau membuatnya dalam bentuk jus segar selama beberapa kali dalam seminggu.
Meski belum ada penjelasan ilmiahnya, para ahli meyakini rendahnya kadar serotonin di dalam otak akan menyebabkan timbulnya depresi. Serotonin yang cukup akan membuat seseorang tenang dan rileks. Selanjutnya para peneliti berencana untuk melakukan pengujian pada manusia. Kita tunggu saja hasilnya, jika memang terbukti aman dan menunjukkan hasil positif pada manusia, maka bersiaplah untuk menyimpan kulit pisang agar bisa dipakai sebagai obat.
Kamis, 14 April 2011
KERACUNAN MAKANAN
Clostridium botulinum merupakan bakteri obligat anaerob, pembentuk spora, Gram positif, penyebab penyakit (keracunan) botulism akibat menelan racun botulin yang diproduksinya. Botulin bersifat neurotoksin, dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Dosis lethal untuk manusia adalah 1 mg/kg berat badan. Jika pada orang dewasa keracunan terjadi karena menelan toksin botulin, maka pada anak-anak, kejadian infant botulism dapat disebabkan oleh tertelannya spora C. botulinum yang selanjutnya akan memproduksi toksin di dalam lambung. Hal ini terjadi karena mikroba alami pada saluran pencernaan belum terbentuk sempurna. C. botulinum tumbuh pada suhu 3 – 50 oC dan merupakan bahaya potensial pada makanan kaleng berasam sedang dan rendah (pH >4.6). Bakteri ini juga dapat tumbuh pada makanan yang dikemas vakum. Toksin botulin tidak tahan pemanasan, untuk inaktivasi toksin tipe A perlu 5 – 6 menit pada 80 oC danTipe B 15 menit pada 90 oC. Sehingga untuk menghindari keracunan botulism, makanan kaleng yang potensial mengandung botulin sebaiknya didihkan selama 15 menit sebelum dikonsumsi.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1794895-patogen-dalam-makanan-kaleng/#ixzz1KURoxLcf
Kamis, 17 Maret 2011
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Populer
-
Pendahuluan Kebijakan penyimpanan suatu komoditi tertentu digudang mempunyai beberapa tujuan diantar...
-
Penentuan Kesadahan Air 19 March 2009 No CommentDalam air tanah atau air permukaan seperti air sumur terdapat sejumlah garam kalsiumdan ata...
-
V. FORMAT DAN STRUKTUR USULAN PKM‐KARYA TULIS 5.1. PKM‐Artikel Ilmiah (PKM‐AI) 5.1.1. PENJELASAN UMUM Berbeda dengan keempat jenis PKM...
-
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khr...
-
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh...
-
Kopi adalah minuman yang dicampurkan dengan air panas yang disedia daripada benih panggang, biasanya dipanggil biji kopi, bagi tumbuhan kopi...
-
SI kecil pernah muntah-muntah karena keracunan makanan? Duh, jangan sampai terjadi ya Moms! Pertolongan pertama sudah pasti harus dilakukan ...
-
Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya te...
-
Bahaya Mikrobiologis Pengetahuan higiene dan sanitasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menyiapkan pangan yang higienis, ama...
-
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Pangan yang ...